🍁🍁🍁
•
•
•Bella terdiam kaku ketika badannya basah begitu saja. Minie tertawa senang melihat Bella yang basah kuyup akibat bekas air pel yang ia siram dari lantai dua. Beberapa siswa terkejut melihat kejadian itu, bahkan beberapa juga malah ikut menertawakan dirinya.
"Hahaha ada tikus abis kecebur got nih!", ucap Minie sambil tertawa lepas.
"Ututu kasian banget, basah ya?", ejek Agnes sambil tersenyum senang.
"Mana bekas air pel lagi iyuhh", ucap Dita sambil mengernyit jijik.
"Kuman kaya lo ga pantes di sini, mending lo pergi deh. Kalau perlu keluar dari ni sekolah, malu-maluin bat ih", ujar Minie tanpa pikir panjang.
"Betul tu, muka sok-sokan aja belagu", lajut Agnes.
"Gembel pasaran dilarang masuk ke sini woy", ucap Dita.
"Malu-maluin banget sumpah"
"Ini belum seberapa Bella, hahaha", ucap Tiara sambil menatap Bella remeh dan benci.
Dengan amarah yang tertahan Bella berlalu begitu saja menuju toilet. Ia sedang malas meladeni para tukang bully itu karena keadaannya yang belum fit. Di tengah perjalanannya Raymond menghadang tubuh Bella lalu memegang kedua pundaknya.
"Lo gapapa?", ucap Raymond dengan raut wajah yang terlihat sangat khawatir.
Bella menyentak kedua tangan Raymond lalu memandangnya datar. Raymond sontak terkejut lalu berdiri menatap Bella dalam diam.
Raymond segera menyusul Bella ke sini setelah melihat Mahen yang sedang memarahi Tiara dkk. Sedangkan Tiara yang merasa tidak bersalah sama sekali terus mengelak.
Bahkan dia meraih tangan Mahen beberapa kali, namun dengan tegas Mahen menghempaskan tangan Tiara dengan kasar.
"Lo bawa baju ganti ga?"
Bella menatap datar cowo di depannya ini lalu berlalu begitu saja meninggalkan Raymond sendirian. Mata Raymond menatap kepergian Bella dengan miris.
Sepertinya Bella tidak akan pernah memaafkan dirinya. Bahkan tidak akan pernah bisa kembali mencintai dirinya seperti dulu lagi.
Bella berjalan dengan santai memasuki toilet, setelah mencuci rambut dan wajahnya, ia bergegas menuju bukit belakang sekolah.
Lebih baik ia ngadem di sana. Mumpung cuaca pagi hari ini sedang cerah dan matahari menyinari dengan hangat.
Bella terduduk direrumputan, ia menekuk salah satu kakinya lalu menopang tubuhnya dengan kedua tangan di belakang. Ia mendongak merasakan sensasi kehangatan terik matahari yang menerpa dirinya.
Ia berencana membolos jam pelajaran pagi ini, sembari menunggu seragamnya kering kembali. Ia cuma berharap satu hal, semoga saja demamnya tidak semakin parah.
Tiba-tiba terdengar nada dering ponselnya yang berada di dalam tas, dengan segera Bella mengambilnya. Nomor tak dikenal tertera dilayar ponsel. Setelah menggeser tombol hijau, Bella menempatkan ponselnya ditelinga.
"Bel, kamu dimana? Aku udah cari kemana-mana tapi ga lihat kamu"
Bella menatap lurus ke arah pepohonan dengan wajah datar. Ia tau siapa pemilik suara ini, tak bukan dan tak lain ialah Mahen. Karena sedang tidak mood, Bella segera mematikan panggilan itu sepihak.
Karena lelah dengan posisi duduknya, Bella beralih berbaring di atas rerumputan dengan mata terpejam. Hangatnya matahari yang menerpa tubuhnya membuat ia merasakan kenyamanan dan sedikit mengantuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bella's Moving Soul [END]
Fantasy𝚃𝚛𝚊𝚗𝚜𝚖𝚒𝚐𝚛𝚊𝚜𝚒 𝚂𝚝𝚘𝚛𝚢 Bukan keinginan Bella membuat 6 anggota geng motor menyukainya. Ia hanya menjalani hidup dalam raga Ayla yang sudah meninggal karena keracunan. Bella harus menjalani kehidupan sehari-hari di kota Bandung. J...