🍁🍁🍁
•
•
•Nita berjalan dengan ragu ke arah Bella yang tengah bersantai dibangku taman belakang sekolah. Setelah mengatur nafas dan memantapkan diri, Nita berjalan menuju Bella lalu duduk di sampingnya.
Bella yang merasakan kehadiran seseorang segera membuka matanya perlahan, ia melepas headphone yang terpasang dikepala lalu mengalungkannya dileher.
Bella menatap Nita dengan wajah teduhnya, ia tau Nita seorang gadis yang tidak memiliki teman dan sering mendapat cacian fisik dari siswa lainnya. Maka dari itu Caitlin tidak merasa terusik atau pun marah ketika Nita menghampirinya.
"B-bel, aku lihat akhir-akhir ini kamu sering di sini, aku ajak ke kantin m-mau ngga?"
Bella tersenyum tipis lalu mengangguk, melihat respon Bella yang menyetujui ajakannya membuat Nita tersenyum lebar. Mereka berjalan beriringan menuju kantin sekolah.
Sesampainya di sana mereka segera menduduki bangku yang kosong, Nita membiarkan Bella duduk terlebih dahulu, ia masih berdiri sesekali membenarkan letak kacamatanya yang sering melosot.
"Kamu pesen apa Bel? Biar aku pesenin"
"Cold maccha aja satu"
"O-okee"
Bella memasang headphone ditelinga sebelah kanan saja. Saat sedang asik menggumamkan lagu yang di dengarkannya, sorak sorai memenuhi seantero kantin. Seperti biasa, most wanted memasuki kawasan kantin membuat ciwi-ciwi berteriak heboh.
Bella tak menggubris, dia masih menikmati alunan musik dari headphonenya. Nita tersenyum cerah menuju meja yang Bella tempati sambil membawa pesanan. Setelah meletakkan di meja, Nita duduk di hadapan Bella.
Bella mengucapkan terima kasih lalu mulai menyeruput secangkir maccha favoritnya. Mahen and the geng berlalu menuju pojok kantin, bangku yang selalu mereka tempati. Zayn memesan makanan sedangkan Mahen menatap bangku Bella dengan wajah datar.
Beberapa menit berlalu, terlihat dari arah pintu masuk, geng Tiara memasuki kantin dengan langkah yang sombong.
Nita yang melihat sekilas segera menunduk, dalam hati ia merutuki diri. Kenapa ia harus ke kantin hari ini, ia berjanji pada dirinya untuk tidak datang ke kantin besok-besoknya lagi.
Tiara tersenyum licik, ia berjalan berlenggak-lenggok menuju bangku Bella. Mahen dkk yang melihat itu hanya menatap datar ke arah Tiara sambil menunggu apa yang akan dilakukannya.
Tiara berdiri di samping Bella dengan kedua telapak tangan berada dipinggiran meja. Melihat itu, Bella acuh dan masih menikmati segelas maccha serta suara musik yang mengalun digendang telinga kanannya.
Tiara tersenyum miring lalu menyampar secangkir minuman Bella, membuat gelas itu jatuh ke lantai dengan maccha yang membasahi meja serta lantai.
Beberapa siswa syok lalu mulai berbisik-bisik. Ada yang bilang jika Tiara ini tidak ada kapok-kapoknya membuat ulah dengan Bella.
Mahen menggertakkan giginya melihat itu semua. Untung saja seragam Bella tidak basah terkena minuman. Nita yang melihat itu menggigit bibirnya lalu menatap ke arah Tiara dengan takut.
Agnes, Dita, dan Minie tertawa puas di belakang Tiara sambil bertos ria. Bella menghela napas pelan, setelah menyampirkan headphone dileher, Bella berdiri menatap lurus ke depan enggan menatap wajah Tiara yang memuakkan baginya.
Bella keluar dari bangku lalu berjalan menuju Nita, ia menatap datar teman satu-satunya di sekolah ini lalu berkata...
"Ikut gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bella's Moving Soul [END]
Fantasía𝚃𝚛𝚊𝚗𝚜𝚖𝚒𝚐𝚛𝚊𝚜𝚒 𝚂𝚝𝚘𝚛𝚢 Bukan keinginan Bella membuat 6 anggota geng motor menyukainya. Ia hanya menjalani hidup dalam raga Ayla yang sudah meninggal karena keracunan. Bella harus menjalani kehidupan sehari-hari di kota Bandung. J...