🍁🍁🍁
•
•
•'Mumpung lagi disini! Ah gue kangen'
"Wahh! Bella mau naik bianglala!"
"Bang Gara! Tornado!"
"Lanjut halilintar yuk!"
"Anjir lupa! Hysterianya belum!"
"Bang Gara liat deh, kora-kora tu seru. Liat tu, ampe tinggi gitu! Naik yok!"
Sagara berdiri menatap Bella yang antusias ingin menaiki kora-kora. Sagara mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. Dia kira Bella akan takut menaiki wahana-wahana itu. Nyatanya, kini Sagara yang kapok.
'Ga lagi deh gue bawa Bella kesini, cape anjir mau muntah gue', pikir Sagara pusing dengan Bella.
"Aduh Bel, abang mau muntah ni"
Sagara membungkuk berlagak ingin muntah, Bella yang merasa kasian pun menepuk-nepuk punggung Sagara pelan.
"Yaudah deh lain kali aja"
"Bener? Yaudah sekarang pergi yuk"
"Pulang?"
"Mau ke pantai dulu?"
"Mau!"
🕯️🕯️🕯️
Sagara berjalan di belakang Bella yang sedang berlarian menuju pantai saat air pasang. Sagara semakin dekat ke arah adiknya itu. Bella tampak senang merentangkan kedua tangannya menikmati semilir angin.
Bella tampak sangat cantik ketika rambut nya terbang terbawa angin. Apalagi wajah putih nan mulus itu terkena sinar matahari yang sedang terbenam. Cantiknya terlihat berkali-kali lipat dari biasanya.
Sagara memandang Bella dengan sayang, beruntung Bella mau diajak tinggal di Jakarta. Sagara sangat senang memiliki adik seperti Bella.
Sagara tersentak dari lamunannya ketika ponsel dicelananya berdering. Nama leadernya terpampang jelas pada layar ponselnya.
Setelah membaca pesan itu, Sagara memandang Bella dengan tatapan sulit. Dia tak tega mengajak Bella pulang, padahal mereka baru sampai disini.
"Dek"
"Hmm??", Bella membuka matanya lalu menoleh ke arah Sagara.
"Mendadak bang Gara ada urusan, ini disuruh ke markas secepatnya"
"Ohh yaudah yuk pulang, lagian ini udah mau malem"
"Eh, bener? Ga marah?"
"Ngapain Bella marah"
Sagara tersenyum lalu menggandeng tangan Bella menuju motor yang mereka bawa. Beberapa remaja yang melihat keuwuan mereka hanya bisa menggigit bibir. Beberapa dari mereka bahkan mengira jika Bella dan Sagara adalah sepasang kekasih.
Sampai diparkiran, Sagara melepas hoodie hitamnya lalu memakaikan ke tubuh Bella.
"Loh? kok dikasih ke Bella? Bang Gara make kaos putih doang dong?"
"Gapapa Bel, lagian kamu make baju lengan pendek. Udah mau malem, perjalanan dari Ancol ke rumah ga sebentar, nanti kamu kedinginan, pake aja"
"Tapi bang Gara juga make kaos pendek, mana tipis lagi"
"Udah gapapa"
Bella tersenyum lalu mengangguk, ia naik ke motor Sagara lalu memegang pundak abangnya. Motor sport yang mereka tunggangi melaju dengan cepat membelah jalanan kota Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bella's Moving Soul [END]
Fantasy𝚃𝚛𝚊𝚗𝚜𝚖𝚒𝚐𝚛𝚊𝚜𝚒 𝚂𝚝𝚘𝚛𝚢 Bukan keinginan Bella membuat 6 anggota geng motor menyukainya. Ia hanya menjalani hidup dalam raga Ayla yang sudah meninggal karena keracunan. Bella harus menjalani kehidupan sehari-hari di kota Bandung. J...