🍁🍁🍁
•
•
•"Ulaar! Ulaarr!!"
"Itu cuma patung"
"HIK-GA MAU NAIK, ADA ULAR!"
"Gada ular Bella"
Alvian menarik Bella pelan, namun Bella tetap menggeleng kepalanya takut. Bahkan berkali-kali Bella cegukan, Alvian terkekeh pelan melihat wajah cantik Bella yang sedikit memerah karena efek meminum wine.
"Cute...", lirih Alvian.
"Kamu siapa hm? Ga kenal"
"Gue, Alvian"
"Alvian? Alvian yang mana? Alvian Roderick?!"
"Iya"
"Dih! Ga usah ngaku-ngaku jadi pacar gue!"
Alvian terdiam kaku mendengar perkataan Bella. Berdasarkan data yang ia baca digoogle, diketahui jika seseorang mabuk, orang itu cenderung akan mengatakan sesuatu dengan jujur dari lubuk hatinya, no fake fake.
Alvian tersenyum tipis. Karena Bella tetap tidak mau berjalan menaiki tangga, terpaksa Alvian harus menggendong Bella dipundaknya. Bella tampak memberontak lalu memukul punggung Alvian dengan pelan.
"Turunin gue!! Gua bakal laporin lo ke pacar gue!"
"Lo ga tau pacar gue?! Kalo sampe dia tau lo bakal babak belur!"
Alvian semakin melebarkan senyumnya mendengar ocehan Bella. Setelah melihat kamar yang Bara maksud, ia segera membuka pintu kamar itu.
Tampak kamar dengan nuansa dark menyambut penglihatannya. Terlihat besar, nyaman, dan harum. Ia heran, markas The King tidak kaleng-kaleng, ini sudah seperti hotel bintang lima.
Alvian berjalan masuk, sebelumnya ia sudah menutup pintu. Ia menurunkan Bella dengan hati-hati ke atas ranjang. Bella melenguh kesal lalu menutup matanya.
Alvian membenarkan posisi tidur Bella, lalu melepas sepatunya. Setelah itu Alvian merangkak pelan naik ke atas tubuh Bella, ia mengelus pipi Bella dengan lembut.
"Siapa pacar lo?"
"Eungh, Alvian...", Bella berucap pelan sambil menutup matanya.
Alvian terkekeh pelan lalu menatap Bella dengan hangat. Mendengar kekehannya, Bella menatap sosok yang mengungkungnya dengan sayu. Bella mengangkat tangannya pelan lalu membelai lembut pipi Alvian.
"Alvian..."
Alvian memejamkan matanya sebentar menikmati usapan lembut dari tangan Bella.
"Hm?"
"Gue"
"Gue suka lo..."
Alvian terpaku, ia tak menyangka jika perasaannya ternyata tak bertepuk sebelah tangan.
"I love you too, Bella..."
Alvian mengucapkan nama Bella dengan membisikkannya ditelinga kiri Bella. Lalu kembali menjauh untuk memandangi wajah cantik di bawahnya.
'Maaf, harusnya gue yang ungkapin perasaan gue terlebih dahulu, bukannya lo', batin Alvian merasa dirinya pengecut saat ini. Sepertinya ia harus lebih berani ke depannya.
"Alvian suka Bella?"
"Iya Bell", ucap Alvian sambil mengelus wajah Bella selembut mungkin.
"Alvian suka Bella? Alvian suka Bella?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bella's Moving Soul [END]
Fantasy𝚃𝚛𝚊𝚗𝚜𝚖𝚒𝚐𝚛𝚊𝚜𝚒 𝚂𝚝𝚘𝚛𝚢 Bukan keinginan Bella membuat 6 anggota geng motor menyukainya. Ia hanya menjalani hidup dalam raga Ayla yang sudah meninggal karena keracunan. Bella harus menjalani kehidupan sehari-hari di kota Bandung. J...