Chapter 8

12.3K 1K 5
                                    

🍁🍁🍁







   "Lo beneran Bella adek gue?"

   "Iya kak Barbarkuu"

   "Kalo lo beneran adek gue, ga keberatan kan gue tanya beberapa hal?"

   "Silahkeun"

   "Kebiasaan Bella kalo gugup banget?"

   "Mules"

   "Panggilan sayang mama papa?"

   "Buaya berjenggotkuu sama pinguin bersayapkuu"

   "Bella suka hoby koleksi apa?"

   "Yogurt susu pisang dong!!"

   "Kok lo tau semua itu?"

   "Lah kan udah Ella bilang tadii, Ella adek kak Barbar ihh"

   "Ella?! Lo tau panggilan khusus itu?!"

   "Ihh kan udah bilang tadi!"

   "Terus, apalagi yang lo tau?"

   "Hahaha! Ini nih yang paling kocok-"

   "Kocak Bell", ralat Dilla.

   "Ih serah gue upil kuda!"

   Dilla sedari tadi tak henti-hentinya memeluk Bella. Ia sungguh tidak percaya keajaiban ini, namun ia juga sangat bersyukur pada Tuhan karena sudah mengabulkan permohonannya selama ini.

   "Nih ya kak Barbarku, Ella ada satu rahasia"

   "A-apaan?"

   "Sempak kesukaan kak Barbar gambar spider- mmmh!"

   Sebelum mengadi-ngadi lebih jauh, Bara segera membekap mulut toa Bella. Ia tak menyangka Bella akan membocorkannya di depan Dilla. Oh ayolah, ia sangat malu sekarang.

   "Oke Fine gue percaya"

   Bara dan Bella terdiam saling pandang beberapa detik.

   "BANGSAT LO DEK, GUE KANGEN"

   Bara segera memeluk kencang adek satu-satunya itu lalu menggendongnya di depan dengan erat. Bella terisak pelan lalu memeluk leher Bara erat.

   Dilla yang melihat interaksi kakak beradik itu tersenyum haru. Untung saja Bara percaya dengan apa yang Dilla katakan tadi saat Bella sedang mengikuti Olimpiade.

   "Gue juga kangen lo kak hiks, bahkan sangat kangen"

   Bella mengurai pelukannya, dengan sesenggukan ia menatap wajah tampan kakaknya. Bara menurunkan Bella lalu mencubit pipi Bella pelan.

   "Ga usah nangis, jelek lo"

   "Ihh kak Barbar mah! Cantik gini dibilang jelek"

   Bara terkekeh pelan. Adiknya ini masih saja memanggilnya Barbar, bukan Bara.

  "Iya dek, sempet terpesona gue sama lo, saking cantiknya pengen gue gebet tadi"

   "Ih adek sendiri digebet!"

   "Ya kan lo ditubuh orang tolol"

   Bella hanya manyun lalu menyeka hidungnya yang mengeluarkan ingus. Bara memandang medali yang Bella pakai, dia tersenyum hangat lalu mengacak rambut Bella pelan.

   "Dari dulu lo emang pinter, gue bangga dek"

   "Iya dong Bella gituuh. Oh iya kak, tadi Radit nyamperin gue"

Bella's Moving Soul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang