🍁🍁🍁
•
•
•Bella berjalan dengan gugup mengikuti Dilla di belakang. Di hadapannya berdiri bangunan kokoh yang bertuliskan, The King's gang headquarters.
Suasana sepi pada lantai pertama, Bella sudah hafal, jika sore begini, biasanya anggota The King sedang bersantai di lantai dua. Dilla menarik tangan Bella yang sudah dingin karena rasa gugup yang sudah ia tahan sedari tadi. Setelah beberapa menit berjalan mereka sampai di sebuah ruangan, Dilla membuka pintu itu perlahan.
Bella mengintip ke dalam, terdapat anggota inti sedang bermain monopoli. Terdapat Agam, Theo, Elvano, Ben, dan kakak tercintanya, Bara. Dilla menyapa mereka lalu mempersilahkan Bella masuk.
Agam yang melihat Bella pun terkejut. Pasalnya dulu Bella adalah gadis yang menabrak tubuhnya saat sedang mengikuti olimpiade waktu itu.
Sedangkan Bara tersenyum lebar melihat kedatangan Bella, dia sangat merindukan adiknya. Namun untuk beberapa saat dia membiarkan Bella untuk berbicara dengan sahabat-sahabatnya terlebih dahulu.
"Hai gengs, liat gue bawa siapa!! Ah ya kalian belum tau, yaudah, ayok Bel"
'Bell?', heran Theo mendengar Dilla mengucapkan nama yang familiar.
'Ga, ga mungkin, Bella yang Dilla maksud itu Ella gue'
'Bella saha anjir?'
"Hai, udah lama ya kita ga ketemu, Ella kangen"
Bella menatap ke arah Agam, Ben, Theo dan Elvano. Mereka terkejut dengan penuturan Bella.
"Maksud lo?", ucap Theo dengan wajah datar.
"Gimana ya jelasinnya, gini deh, kalian percaya ga sama 'Transmigrasi'? Oke, awalnya Ella juga ga percaya tapi, percaya ga percaya orang di hadapan kalian sekarang ini Ella. Emang bener raga ini bukan milik Ella tapi jiwa yang ada ditubuh ini Ella. Caitlin Bella Dewana. Ellanya kalian"
Mereka tampak syok dan bingung, mereka masih mencerna perkataan Bella. Disisi lain mereka juga menganggap jika gadis ini sedang membual.
"Apa buktinya kalo lo Queen kita?", ucap Ben.
Bella mengambil sesuatu di dalam saku celananya. Ia mengambil sebuah kaling berinisial B berwarna ungu. Bella menatap lembut ke arah Ben. B, untuk inisial Bella dan Ben.
Itu adalah kalung pemberian Ben waktu dulu, sebagai tanda kalau Ben sangat menyayangi Bella. Kalung itu Bella dapat setelah menyuruh kakaknya untuk mengambil dilemari kamarnya tadi pagi.
"Kak Ben inget? Ini kalung pemberian kakak waktu dulu. Katanya buat kenang-kenangan dan sebagai tanda kalau kak Ben sayang sama Ella"
"Kak Theo, inget kata Ella! Kurangin ngerokoknya, ga baik buat kesehatan kakak"
"Kak Agam, maaf ya Ella baru bilang sekarang, waktu kita ketemu beberapa bulan lalu, Ella belum berani buat bicara hal sebenarnya. Ella takut kak Agam ga percaya dan anggap Ella gila. Karena waktu itu kita baru ketemu pertama kali semenjak Ella masuk ke tubuh ini"
"Kak Nono~ udah bisa tidur nyenyak tanpa nyanyian Ella kan? Ella yakin setelah beberapa bulan kita ga ketemu, kak Nono pasti udah terbiasa tidur tanpa sleepcall sama Ella"
Mereka semua menahan napas dengan jantung yang berdegup kencang, mereka tak menyangka jika Queen mereka kembali.
"Jadi, lo-", ucapan Theo menggantung ditengah syoknya.
"Bar, lo udah tau ini?", tanya Agam menatap Bara yang sedang menatap Bella.
"Iya"
Mereka serentak bangun lalu mendekat ke arah Bella. Satu per satu mereka memeluk Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bella's Moving Soul [END]
Fantasy𝚃𝚛𝚊𝚗𝚜𝚖𝚒𝚐𝚛𝚊𝚜𝚒 𝚂𝚝𝚘𝚛𝚢 Bukan keinginan Bella membuat 6 anggota geng motor menyukainya. Ia hanya menjalani hidup dalam raga Ayla yang sudah meninggal karena keracunan. Bella harus menjalani kehidupan sehari-hari di kota Bandung. J...