🍁🍁🍁
•
•
•Bella berjalan sedikit tergesa menuju apartemen Alvian. Setelah berhasil menenangkan lelaki itu, Alvian meminta Bella untuk menemaninya sementara waktu. Bella awalnya terkejut ketika Alvian membawanya ke apartemen bukannya malah ke rumah.
'Kayanya dugaan gue bener, ada sesuatu antara Alvian sama bokapnya'
Dengan berbagai asumsi yang seliweran di kepalanya, Bella berjalan memasuki lift sembari menenteng kantong plastik yang berisi bubur.
Setelah mengecek suhu tubuh Alvian yang sangat panas, Bella memutuskan untuk keluar mencari bubur hangat tadi.
Setelah berhasil masuk ke dalam apartemennya, Bella berjalan menuju kamar Alvian. Tampak seseorang yang dicarinya tengah berbaring tak berdaya.
Bahkan wajahnya sangat pucat, Bella mendekati Alvian setelah meletakkan bubur di atas meja.
Bella memegang telapak tangan Alvian yang terasa anyep. Merasakan sebuah tangan yang menggenggam tangannya, Alvian membuka kedua matanya perlahan, lalu menatap sosok di depannya.
Ia juga tak menyangka jika dirinya akan cepat terkena demam setelah terkena hujan tadi. Bella meletakkan punggung tangannya ke arah kening Alvian.
Bella membelalak kaget ketika merasakan dahi Alvian semakin panas.
"Bangun, lo-"
"Kamu"
"Hah?"
"Jangan lo, kamu"
Bella menatap Alvian dengan aneh. Karena merasa geli, Bella segera melepas genggaman tangannya, lalu mengambil bubur yang ia beli tadi.
"Huft, iya, tapi selama lo sakit aja"
"Yes babe"
"Heh lo-!"
"Kamu"
"Ck, ribet amat sih"
Bella menahan rasa gugupnya, dengan cepat ia duduk ditepi kasur lalu menyuruh Alvian untuk duduk.
"Cepet duduk", titah Bella setelah mengambil bubur dari atas meja.
"Suapin"
"Lo-"
"Oke, no eat"
"Hufttt..."
Setelah menghela nafas, Bella tersenyum sabar lalu membuka tutup wadahnya. Ia menyendokkan buburnya lalu mengarahkannya ke mulut Alvian.
Alvian tersenyum lalu menerima suapan pertama dari Bella. Menit demi menit berlalu, setelah menyuapi Alvian dengan sabar, Bella menaruh wadah yang sudah kosong di atas meja.
Ia lalu beranjak dari kasur menuju dapur untuk mengambil sebaskom air hangat untuk mengompres Alvian.
Namun belum juga Bella melangkah, sebuah tangan sudah menahannya. Bella menatap sang pelaku dengan semburat merah menghiasi wajahnya.
Bella gugup.
"Where are you going..."
"Gue-"
"Bel..."
"Aku mau ke dapur bentar"
"Mau apa?"
"Mau ambil air anget buat ngompres kamu"
Alvian tersenyum hangat ketika Bella menggunakan kosakata aku kamu. Terasa sangat manis jika Bella yang mengatakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bella's Moving Soul [END]
Fantasy𝚃𝚛𝚊𝚗𝚜𝚖𝚒𝚐𝚛𝚊𝚜𝚒 𝚂𝚝𝚘𝚛𝚢 Bukan keinginan Bella membuat 6 anggota geng motor menyukainya. Ia hanya menjalani hidup dalam raga Ayla yang sudah meninggal karena keracunan. Bella harus menjalani kehidupan sehari-hari di kota Bandung. J...