🍁🍁🍁
•
•
•"Selamat berpesta!", sorak sorai menggema setelah Bella berseru memulai pestanya.
Senyum Bella perlahan memudar, ia menuruni panggung dengan kesal karena sepatu kacanya yang tak nyaman, apalagi gaun besarnya.
Saat ini pesta dansa sudah dimulai, sebagian besar yang berada di sini sudah mulai memadati ruangan. Mereka berdansa dengan pasangan pilihan mereka sendiri.
Bella terkekeh miris lantaran ia jones sendiri. Jadi setelah ini ia berfikir untuk duduk bersama keluarganya. Sambil berbincang-bincang sebentar.
Namun tepat dipijakan terakhir, sebuah tangan menadah di depannya, meminta Bella untuk bergabung dalam pesta dansa di tengah ruangan sana.
Bella terdiam, lalu menatap sang pelaku dengan bingung. Namun, alangkah terkejutnya Bella saat tangan yang lain terulur satu persatu di depannya.
Mereka berenam saling memandang, mereka menatap tak terima antara satu dengan yang lain. Sedangkan Bella terbungkam, dia terkejut dengan keenam lelaki tersebut.
Bella, si putri yang sedang diperebutkan oleh keenam pangeran untuk menjadi pasangan dalam pesta dansa.
'I'm confused, can't say anything. God, help me'
Sontak mereka bergaduh untuk menentukan siapa yang berhak berdansa dengan Bella. Satu-satunya yang hanya memasang wajah datar dan tak terlibat dalam percecokan hanyalah Alvian.
Mendapat celah, pria tersebut segera menarik tangan Bella dengan lembut. Berusaha menjauh dari mereka yang masih bertikai kecil.
"Gua dulu yang nyamperin Bella!"
"Gue dulu kali"
"Lo pada ga liat? Jelas jelas tangan gue yang ngulur ke Bella duluan"
"Ga, gue dulu"
"Setau gue, gue dulu yang dateng ke Bella"
"Kok lo ikut ikut ngapa Ray?"
"Lah lo juga ngapain ikut ikut bego!"
"Bukan urusan lo!"
"Woy udah! Baru juga kemarin kemarin gue lerai, kalian gelut lagi. Mana sekarang berlima lagi!", ucap Bara datang tepat waktu untuk menengahi.
"Berlima? Yang dateng ke Bella ada enam bang", bingung Radit.
"Itung aja sendiri ada berapa, and don't fight anymore", ujar Bara lalu menatap malas mereka kemudian berlalu pergi.
"1, 2, 3, 4, 5, en-lah?!"
"Bangkek emang si ketua Tiger"
"Gue kalah start nying"
"Bella napa malah dansa sama bang Vian?"
🕯️🕯️🕯️
"Alvian..."
Alvian menatap Bella dengan lembut dalam diam. Sedangkan Bella menundukkan pandangannya, ia dilanda gugup yang luar biasa.
Alvian memiringkan kepalanya, sebelah tangannya terulur memegang dagu Bella untuk mengarahkannya tepat dihadapan wajahnya sendiri.
"You look perfect tonight, so don't look down. I want to see your face"
Bella merasakan sentuhan lembut pada pipinya, ia menatap Alvian yang sedang tersenyum hangat.
"So beautiful", perkataan pria itu selanjutnya sukses membuat jantung Bella berpacu cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bella's Moving Soul [END]
Fantasy𝚃𝚛𝚊𝚗𝚜𝚖𝚒𝚐𝚛𝚊𝚜𝚒 𝚂𝚝𝚘𝚛𝚢 Bukan keinginan Bella membuat 6 anggota geng motor menyukainya. Ia hanya menjalani hidup dalam raga Ayla yang sudah meninggal karena keracunan. Bella harus menjalani kehidupan sehari-hari di kota Bandung. J...