Chapter 44

5.1K 496 8
                                    

🍁🍁🍁



   Seminggu sudah berlalu sejak kabar Minie yang masuk rumah sakit. Kini ia sudah mengikuti pembelajaran di sekolah seperti biasa walaupun kakinya harus pincang sebelah. Ia juga berubah menjadi sosok pendiam, tidak seperti biasanya.

   Karena kakinya yang bermasalah, ia juga memutuskan untuk berhenti dari ekstra taekwondonya. Sungguh berita baru ini memuaskan sang pelaku.

   Kalau kalian menganggap berlebihan biarlah, karena Bella sendiri yang tau bagaimana perasaan menjadi Ayla sewaktu ia menjadi korban pembullyannya.

   Akhir-akhir ini juga Bella sering melihat Alvian selalu bersama Gheya berdua. Ntah itu di taman, mall, maupun di markas. Kini perlahan Bella akan melupakan perasaannya. Mungkin ini yang terbaik bagi dirinya dan Alvian.

   Mencintai tidak harus memiliki bukan? Aku bahagia ketika melihat orang yang aku cintai bahagia, itu adalah kata kata bullshit yang pernah Bella dengar.

   Walaupun ia sering merasa hatinya berdenyut sakit, namun ia harus bagaimana lagi? Satu-satunya cara hanya berusaha melupakan perasaannya pada lelaki itu.

   Bella akui, ia memang sudah terjatuh ke dalam pesona Alvian. Ia tak bisa membohongi dirinya sendiri. Dia sendiri tak tau bagaimana bisa dirinya menyukai lelaki es kutub itu.

   Bella mengendarai motornya menuju sebuah cafe tempat biasanya ia nongki sepulang sekolah. Setelah masuk ke dalam cafe, Bella duduk dipaling pojok lalu memesan segelas jus alpukat.

   Ting!

   Bella membuka ponselnya yang berbunyi. Lagi-lagi nomor tak dikenal mengiriminya sebuah pesan ancaman.

0893764******

Jangan khawatir, ajal lo bakal gue jemput, tunggu aja, Bella...

  

   Bella menghela nafas malas lalu meletakkan ponselnya sedikit keras. Ia tak perduli jika harus mati untuk kedua kalinya, lagipula ia sudah pernah mengalami hidup diambang batas bukan?

   Setelah pesanannya datang, Bella segera meminum jus itu. Ia mengaduk-aduk jus alpukat dengan sedotan sambil melamun. Beberapa hari ini ia sering mendapat teror, entah dari ponsel maupun langsung.

   Pernah suatu waktu Bella sedang berjalan sendiri pada malam hari untuk ke minimarket. Ketika berjalan di area yang sepi, ia seperti tengah diintai dan diikuti.

   Bahkan ia pernah menemukan kertas berisi ancaman yang sama seperti nomor asing itu di jok motornya.

   Ia berpikir kurang kerjaan sekali orang ini menempelkan kertas di motornya segala. Bella yakin, orang ini amatir dalam urusan teror meneror. Namun walaupun begitu, ia juga harus waspada.

   Sedang asik-asiknya melamun tiba-tiba Sora datang dengan semangat menghampiri Bella. Ia duduk di depan Bella dengan senyuman yang cerah. Melihat Bella yang melamun Sora segera berteriak tepat di depan wajah Bella.

   "Woy Bell! Jangan ngelamun, ntar kerasukan saiton"

   "Ck"

   Bella kembali menyeruput jus alpukatnya tanpa perduli dengan kehadiran sosok itu. Ia sedang malas meladeni orang, sungguh ia sedang tidak berada dalam mood yang bagus.

   "Eh lo kenapa? Cerita aja, kan ada aa' disini"

   "Gapapa"

   "Biar gue tebak. Lagi galau?"

Bella's Moving Soul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang