Chapter 55

4.1K 336 9
                                    

🍁🍁🍁







   Malam hari pun tiba, Bella, anggota Tiger, The King dan Dilla sudah berkumpul di markas The King. Sesuai rencana, sebagian sudah terlaksana. Gheya sudah terkurung di dalam salah satu ruang di bawah tanah.

   Kyler tampak sibuk dengan laptopnya untuk meretas ponsel milik Gheya. Mengapa tak mengambil ponsel Gheya langsung? Sebab waktu menculiknya, tak ada ponsel di dalam tas maupun sakunya.

   Beberapa menit berlalu ia berkutat di depan layar, akhirnya Kyler dapat membobol identitas pribadi gadis itu dengan easy.

   "Got it"

   "Mana mana, cepet cari nomor kakaknya", seru Satrio tak sabar.

   "Sabar sob!", Ben menepuk bahu Satrio pelan.

   "Ga ga ga bisa sob! Gue dah gemes pen cubit ginjalnya!"

   "Ntar, kalo orangnya udah dateng gue nitip cubitin pankreasnya sekalian", gurau Ben membuat Satrio tergelak pelan.

   "Sekalian aja otaknya", lanjut Satrio.

   "Ye, itu mah otak lo aja yang dicubit, biar lo jadi waras", Satrio menyentil kening Ben lalu kembali fokus pada layar laptop.

   Mereka hanya terdiam mendengar ocehan Satrio dan Ben. Kedua sosok extrovert itu jika disatukan sangat tak baik.

   Ruangan yang hening seketika akan ramai karena kedua mulut pria itu. Entah beradu mulut, bernyanyi bersama, atau berbicara sendiri-sendiri seperti orang gila

   "Tuh tuh nomornya! Chat Ler!", tunjuk Satrio pada layar laptop.

   "Ler ler, dikata Leri?!" seru Eric yang sudah sedikit esmosai.

   "Mana laptopnya, biar gue yang chat di rc Gheya", ucap Bella menggeser lebih dekat ke arah Kyler.

   Bella menerima laptop milik Kyler, lalu mengetikkan sesuatu pada keyboard. Setelah memantapkan diri, Bella mengirim pesan itu untuk Fariz, kakak kandung Gheya.

   "Nahh, kita tunggu aja dia cus ke situ, kak Theo sama kak Eric stay di sana sekarang", arah Bella sambil memandang Theo dan Eric.

   "Iya Bel, yok"

   "Jangan khawatirin kakak ya dek", ucap Theo dramatis.

   "Idih, Bella ga khawatir wlee", canda Bella menjulurkan lidahnya ke arah Theo.

   "Dasar, awas aja, ga tak beliin martabak lagi", ancam Theo kemudian mengambil jaket hitam miliknya yang tergeletak di sofa.

   "Ish iya iya nda, Bella just kidding je"

   "Yaudah tunggu aja, kita bakal bawa dia kesini", ujar Theo mantap.

   "Iyee sono, kita tunggu", usir Satrio.

   Theo dan Eric berjalan keluar markas setelah menjitak kepala Satrio. Bella lalu menatap Alvian dan Bara yang duduk di pojok sofa.

   "Ayo kita lihat tahanan kita", ajak Bella pada Alvian dan kakaknya.

   "Ihh gue ikutt", celetuk Dilla.

   "Yoklah nyet"

   "Hish! Kamu di sini aja ya beb", Dilla menoleh ke arah Sagara sambil tersenyum.

   "Iya aku di sini", jawab Sagara sambil melayangkan kiss byenya.

   Bella bergidik ngeri lalu kembali berjalan mengikuti ketua Tiger dan The King yang sudah berjalan terlebih dahulu.

Bella's Moving Soul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang