Chapter 13

10.4K 807 9
                                    

🍁🍁🍁







   Bella menghela nafasnya pelan. Pagi ini dia berangkat ke sekolah untuk mengambil rapotnya. Bella yang menempati urutan presensi pertama maju ke depan ketika dipanggil oleh gurunya.

   Guru di depannya tersenyum lebar setelah melihat nilai yang tertera di rapot Bella. Banyak mapel yang mendapatkan nilai A+, bahkan nilai yang paling jelek hanya B+, selain itu seluruhnya A dan A+.

   "Seperti yang saya harapkan, Ayla mendapat nilai yang seluruhnya hampir sempurna, kemajuan yang sungguh pesat! Untuk selanjutnya tingkatkan lagi ke depannya yah!"

   "Baik pak, terimakasih"

   Bella kembali duduk. Tasya yang duduk di depannya menoleh ke belakang, mengacungi Bella dengan 2 jempol. Bella hanya tersenyum untuk menanggapinya.

   Berkali-kali Bella menguap menahan kantuk, dia menopang dagunya sambil menutup mata. Menunggu pembagian rapot selesai membuatnya lelah dan bosan.

   "Baiklah semuanya sudah saya bagikan, akan saya umumkan, siapa yang meraih peringkat pertama"

   "Ya kalian pasti sudah bisa menebaknya, angka yang sangat cantik. Presensi 1 meraih ranking 1, yang tak lain adalah Ayla Berlin Carabella!"

   Riuh tepuk tangan menggema dari dalam kelas membuat Bella yang sedang tidur terperanjat kaget. Dia refleks mengikuti teman-temannya yang bertepuk tangan dengan wajah yang tampak linglung.

   Sedangkan teman-temannya hanya tertawa melihat wajah linglung Bella, mana ada ilernya lagi.


🕯️🕯️🕯️


   Bella melamun memikirkan nasibnya ke depan. Siap tak siap, tega tak tega ia harus meninggalkan Tasya, sahabatnya di sekolah ini. Bella menatap seluruh penjuru kelas yang sepi.

   Seluruh siswa sedang berada di lapangan basket. Bella memutuskan tidak ikut Tasya ke lapangan. Jiwa magernya kambuh. Bella kembali melamun, dia tersenyum menang mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu.

   Dimana Tita yang terlihat seperti orang tidak waras saat diinterogasi di kantor polisi bersama Aluna. Disisi lain mereka juga pasrah menerima kenyataan ini dalam hidup mereka.

   Bella kembali terkekeh pelan mengingat kembali saat polisi memberitahu seluruh kasus yang Aluna perbuat. Salah satunya yaitu melakukan pembunuhan berencana ke beberapa rival kerjanya termasuk kedua orang tua Ayla. Aluna melakukan tindakan kriminal itu bersama suami sirinya.

   Tita yang mengetahui Aluna menikah secara diam-diam dengan orang lain mengamuk begitu saja di kantor polisi. Bahkan mereka terlibat cekcok yang sangat hebat, saling menyalahkan dan memaki satu sama lain.

   Di hari berikutnya, polisi berhasil mengamankan Aldi Hartanto. Suami siri Aluna yang ikut andil dalam kasus pembunuhan beberapa pengusaha kota.

   Soal keinginan Bella kepada Bara untuk membelikannya yogurt susu pisang sekardus akhirnya dituruti. Bahkan Bella menyetok kembali sekardus minuman itu, karena pembelian kakaknya diambil kembali. Membuat Bella ngambek pada kakaknya. Namun disisi lain ia juga salah.

   Bara marah kepada Bella yang tidak memberitahu saat Bella masuk rumah sakit seminggu full akibat jatuh di dorong Tita tempo hari.

   Alhasil Bara kesal lalu kembali membawa sekardus yogurt susu pisang itu ke Jakarta. Akan ia bagikan saja ke teman-temannya, biar Bella kapok.

   "Huhh, gue harus pergi dari Bandung ya? Ga munafik sih, gue udah nyaman disini, tapi gue udah janji buat tinggal bareng tante Kinan"

   Bella sudah memikirkan ini secara matang, ia memilih mengontrakkan rumahnya pada orang. Untuk bi Romlah, ia biarkan pembantunya itu tetap bekerja disana. Bella tak tega memecat bi Romlah begitu saja.

Bella's Moving Soul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang