🐀. 32 PERKARA HARI SENIN

2.3K 197 0
                                    

Ketemu lagi kita dilapak aneh ini.
Makasih banget yang sudah setia ngikutin cerita ini dari awal sampai sekarang kalian luar biasa.

Dan yang baru datang selamat bergabung semoga betah,
jangan kabur sebelum END yah.

Langsung aja lanjut
Maaf kalau ada typo.

🐀🐀🐀

Happy reading

"Jika kau senang melakukannya, itulah kebebasan. Jika kau bisa menikmati hasilnya, itulah kebahagiaan."

*ELGA SYAHPUTRA*

Hari Senin hari yang mungkin banyak orang membencinya termasuk juga anak MERVANOS. Tapi sebetulnya senin ada juga biar selasa gak dibenci.

Bel sudah berbunyi pertanda masuk dan semua siswa sudah berbaris di halaman sekolah. Namun selang beberapa menit mereka berdiri upacara belum juga dimulai.

Banyak dari siswa yang mengeluh karena sudah kepanasan, pegal, jenuh semua jadi satu.

Gavin selaku mantan ketua OSIS beserta adik kelasnya yang termasuk pengurus OSIS pun mencoba mendatangi kantor.

Tok tok tok..

Gavin dan beberapa anggota OSIS mulai memasuki kantor.
"Maaf Pak hari ini upacara atau tidak ya? soalnya semua siswa sudah berkumpul dan hari semakin siang." Ucap Gavin diikuti anggukan dari yang lain.

"Iya ini saya dan guru lain pun bingung," jawab Pak Bayu sambil membuka lemari.

"Bingung? memangnya ada apa pak?" tanya Arya selaku ketua OSIS baru.

"Ini bendera yang biasa di pakai upacara mendadak hilang." Jawab Bu Mona.

"Kok bisa bukannya di simpan dalam lemari?" ujar Gavin menatap teman - temannya.

"Iya, tidak biasanya seperti ini." Jawab Bu Mona yang sudah kelelahan mencari kain merah putih itu, bukan hanya satu bahkan bendera cadangan pun tidak ada.

"Iya sudah Gavin, Arya dan kalian tolong beritahu yang lain hari ini kita tidak upacara." Ucap Bu Mega selaku kepala sekolah.

"Baik Bu, kalau gitu kita permisi." Ucap Gavin lalu mereka pun keluar ruangan.

Mendengar kabar yang dilontarkan oleh Gavin dan pengurus OSIS lainnya, semua siswa pun bersorak dan berlarian menuju ke kelas mereka masing - masing.

"Aw!" teriak seorang gadis yang baru saja terjatuh di tengah - tengah gemuruhnya para siswa.

Kafka yang melihat kejadian itu dengan sergap cowok itu langsung membantunya berdiri takut kalau nanti terinjak - injak.

"Makasih." Ucap gadis itu mendongak ke arah Kafka.

FARDAN MARGANTARA | BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang