🐀 54 BISA - BISANYA

1.4K 113 0
                                    

Ayok vote + komennya Biar author semangat,
auto cepet update.

Follow ig @Anisazul28
@mervanos

Hati - hati ada typo
Happy reading

Hati - hati ada typo Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

54. Bisa - bisanya

Sedari tadi Kafka masih diam. Pandangannya fokus ke depan, namun pikirannya entah kemana. Nara dan Fardan pun hanya saling pandang dengan ekspresi penuh tanya.

"Kaf. Lo udah makan?" tanya Fardan memulai obrolan.

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Kafka.

"Kaf, kalau ada masalah cerita aja jangan diem gini, kita gak akan tahu kalau lo gak ngomong." Ucap Nara yang juga kebingungan.

"Mas. Anterin pulang aja deh." Suruh Nara pada suaminya.

Fardan pun bangkit,"ayok Kaf, gue anterin lo pulang aja." Ajaknya.

"Sakit banget." Ucap Kafka.

Sontak Nara dan Fardan langsung mendekati Kafka, dengan wajah yang semakin panik. Sekarang Kafka menatap Fardan dengan raut wajah meringis kesakitan.

"Apanya yang sakit?" tanya Fardan pelan, Nara pun tak kalah paniknya.

Kafka belum menjawab, tangannya mengusap - usap perutnya sendiri.

"Perut lo sakit?" tanya Nara kemudian.

Kafka mengangguk pelan.

"Lo pasti belum makan, nanti gue pesenin makanan deh. Lo mau makan apa?" tawar Fardan mengeluarkan ponselnya hendak memesakan makanan.

"Gue gak pengin makan,"

"Terus????" tanya Nara dan Fardan secara bersamaan.

"GUE PENGIN BERAK...."Teriak Kafka berlari menuju kekamar mandi.

Bhug!!

Fardan menendang meja yang ada dihadapannya,"bocah sialan!"

"Udah mas, sabar. Sekarang kita tunggu dia selesai." Ucap Nara lalu duduk.

Beberapa menit kemudian, Kafka kembali dengan wajah yang sudah sadar tidak seperti sebelumnya macam orang ling lung. Dia pun ikut duduk dan mulai menceritakan tentang masalahnya dengan Sasya. Lebih tepatnya masalah percintaannya, menurut Fardan dan Nara juga tidak ada yang salah diantara hubungan mereka. Namun ya itu, akan sulit untuk kedepannya.

FARDAN MARGANTARA | BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang