🐀 63 ANGKRINGAN

1.3K 99 0
                                    


Hati - hati ada typo
Happy reading

63. Angkringan

"Hari ini aku libur kerja, jadi pas sampai dirumah bisa santai - santai." Ucap Fardan sambil berjalan.

"Iya palingan cuma ngerjain tugas kuliah. Btw tugas kamu udah dikerjain belum?"lanjutnya.

"Dek?" panggil Fardan sambil menoleh."Hlah. Nih bocah dimana?"
Fardan celingukan saat menyadari Nara tidak ada di belakangnya. Cowok itu pun kembali keruang dosen, namun nihil. Tidak ada Nara disana.

Terlihat gadis sedang duduk di bawah pohon sambil mengayunkan -ayinkan kedua kakinya, tidak salah lagi gadis itu adalah Nara. Fardan segera menghampirinya."Ya Allah gusti, ternyata kamu disini?"

Nara hanya menoleh sekilas lalu kembali menunduk, pandangannya mengarah ke bebatuan namun pikirannya entah kemana. Fardan menghela nafas kini cowok itu mulai duduk disamping istrinya.

Fardan menyelipkan anak rambut yang menghalangi wajah istrinya."Mikirin apa hmm?"

Nara hanya memberi tanggapan dengan gelengan kepala.

Fardan memandang lalu lalang."Kamu tahu gak? Aku sedih loh, kalau kamu ada masalah tapi kamu diem aja. Dan aku benci ketika kamu lebih memilih untuk cerita masalahmu pada orang lain."

Setelah mendengar itu, Nara menoleh kerah suaminya dengan tatapan tidak mengerti.

Kini Fardan membalas tatapan itu lalu tersenyum. Cowok itu mengusap kepala Nara dengan lembut."Kalau kamu gak mau cerita sama aku, itu tandanya kamu belum percaya sama aku. Dan kalau kamu belum percaya sama aku, buat apa aku jadi suami kamu? jadi pasangan kamu? sama saja aku bukan orang yang penting bagi kamu."

"Kamu kok ngomong gitu?"

"Iya bener kan?"

Tanpa basa - basi Nara langsung memeluk Fardan. Tidak peduli mereka masih dikampus bahkan tiba - tiba air mata Nara jatuh begitu saja.
Fardan mengusap kepala Nara yang bersandar didadanya."Jangan nangis."

"Pengin nangis."

"Iya udah lanjutin tapi jangan lama - lama. Nanti cantiknya luntur loh." Ucap Fardan menenangkan.

Nara mempererat pelukannya, disini Fardan benar - benar kebingungan."Kamu kenapa? gak biasanya kamu kaya gini." Ucap Fardan pelan.

"Aku takut."

Terlihat jelas garis di dahi Fardan."Takut?"

"Em."Jawab Nara perlahan melepaskan pelukannya,"aku takut keluar dari kampus ini. Dan yang lebih aku takutin, papah bakalan kecewa terus bisa - bisa aku gak dianggap sebagai anak terus--"

"Hsst."Potong Fardan lalu mengusap pipi Nara yang sudah bergelimang air mata,"buang pikiran itu jauh - jauh."

"Iya, aku juga malu. Kalau gini, rasanya aku gak pantes sama kamu. Kamu itu pinter, kaya, pasti banyak cewek yang ngincer kamu. Dan eh malah dapetnya cewek modelan kaya aku."

"Sayang, jangan ngerendahin diri kamu kaya gini. Aku gak suka."Ucap Fardan kembali mendekap tubuh Nara kedalam pelukannya,"kamu gak akan keluar dari kampus ini. Gak ada yang bisa ngeluarin kamu dari sini."

FARDAN MARGANTARA | BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang