Hati - hati ada typo
Happy reading"Barang siapa ia berjanji,
Berarti ia telah berhutang,
Dan hutang wajib untuk dibayar."*Fardan Margantara.
68. Janji adalah hutang
Krekk..
Pintu utama telah terbuka, buru - buru Fardan memasuki rumah tak lupa tangannya menggandeng pergelangan Nara. Cowok itu bergegas melepaskan sepatu, jaket, beserta jam tangan yang bertengger ditangannya.
Fardan menoleh kearah Nara, wanita itu masih berdiri mematung. Nara masih menatap lalu lalang, ia masih mengumpulkan nyawa sebab saat perjalanan pulang Fardan membawa motor dengan kecepatan tinggi.
"Dek."
"Hmm?" Saut Nara tersadar dari lamunannya.
"Kok masih disitu? Ayok."
"Ayok apa mas?" tanya Nara lalu berjalan pelan menuju sofa.
Fardan menghampiri istrinya dengan ekspresi kecewa."Lupa? atau pura - pura lupa?" tanya Fardan berlutut didepan Nara menopang kedua tangannya diatas paha istrinya.
"Iya apa? aku lupa."
"Kamu ih, lupa kok dipelihara!" Gerutu Fardan memasang muka kesel.
Nara tersenyum singkat, lalu mengusap pelipisnya sendiri."Kepalaku mendadak pusing mas, jadi bener aku gak tau apa yang kamu maksud."
"Lah. Kamu mah suka gitu. Coba deh diinget -inget lagi." Ucap Fardan.
Nara menyugar rambut kepala Fardan secara berulang."Beneran, aku tuh lupa."
"Katanya mau main bola lagi." Ceplos Fardan tidak sabar.
Nara menghentikan aktifitasnya lalu beranjak dari tempat duduknya."Oh itu? Tapi mas.."
"Tuh kan! Kamu tuh ngeselin yah? Padahal kamu udah janji, janji itu hutang. Dan kamu wajib bayar dek." Potong Fardan lalu berdiri dibelakang Nara.
Nara menghela nafas panjang. Kepalanya masih terasa sakit dia belum bisa menjawab apa yang baru saja Fardan katakan. Merasa ucapannya belum mendapat respon, Fardan melangkah mendekati Nara. Perlahan cowok itu melingkarkan kedua tangannya ke pinggang istrinya. "Dek, ayoklah sebentar aja."Bujuk Fardan manja.
Nara masih terdiam, wanita itu tengah merasakan sakit yang amat luar biasa."Kepalaku sakit banget, Ya Allah kenapa ini." Batin Nara.
"Maafin aku, tadi aku udah bentak - bentak kamu. Tapi iya begitu dek, kamu tahu kan apapun keinginan aku iya harus terpenuhi. Kamu mau kan?" Ucap Fardan mempererat kedua tangannya dipinggang Nara.
"Dek. Jangan diem aja dong, ya udah kalau gak mau. Tapi kamu jahat loh udah nyiksa aku begini." Ucap Fardan lalu meletakan dagunya di pundak Nara.
Sudah tidak bisa ditahan lagi, sekarang Nara merasa semua badannya sakit. Bahkan gadis itu ingin sekali muntah. Buru - buru Nara melepaskan pelukan Fardan lalu bergegas kekamar mandi.
Sementara Fardan pun langsung mengikuti Nara dari belakang namun sampai didepan kamar mandi, Nara sudah lebih dulu menutup pintunya.
"Dek, kamu gak pa-pa?" tanya Fardan panik sambil mengetuk pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARDAN MARGANTARA | BADBOY
Teen Fiction* SEQUEL DEWANTARA Follow + vote + komen kalian = Penyemangatku. *Selow revisi. "Orang tua kita aja bisa damai ,masa kita nggak?" "Mimpi Lo ketinggian Far!" "Apa Gua harus nikahin Lo dulu baru mau damai?" #### "Nara, suatu saat gue pengin banget ng...