🐀 53 TASBIHKU DAN SALIBMU

1.6K 105 0
                                    

Hati - hati ada typo
Happy reading

"Makmum yang kuinginkan,
ternyata anak Tuhan Yesus."

*KAFKA AZELIO YUDHISTIRA*

53.Tasbihku & Salibmu

Kafka masih berusaha menetralkan detak jantungnya. Wajar, ini pertama kalinya dia datang kerumah seorang wanita. Sekilas Kafka melirik kearah Sasya, cewek itu masih sibuk dengan layar ponselnya.

"ASSALAMU'ALAIKUM."

Ucap seorang lelaki yang tiba - tiba masuk rumah, Kafka dan Sasya menoleh secara bersamaan ke sumber suara.

"W-wa'alaikumsalam." Jawab Kafka memandangi sosok lelaki yang berdiri dihadapannya, dengan sarung kotak - kotak serta baju koko, tak lupa peci hitam yang nampak indah dikepalanya.

"Ini abang gue Kaf," ucap Sasya,"kenalin bang ini temen Sasya." Lanjut Sasya memperkenalkan keduanya.

Keduanya saling berjabat tangan,
"Kafka." Ucap Kafka memperkenalkan diri.

"Andra." Ucap Andra kemudian.

"Temen lo Sya?" tanya Andra pada adiknya.

"Iya bang, kan tadi Sasya udah bilang." Saut Sasya kembali duduk.

"Katanya gak mau bawa cowok kerumah kecuali Taejus."

"Taehyung bang!"

"Iya itu maksudnya." Saut Andra melepaskan peci, sambil berjalan ke kamarnya.

Sasya tersenyum kearah Kafka,"jangan didengerin yah, abang gue emang gitu." Ucap Sasya.

"Santai. Bukannya bener, lo bucin sama Taehyung?" Ujar Kafka tersenyum.

"Tapi itu kan dulu,"

"Kalau sekarang?"

Sasya hanya tersipu malu lalu bangkit,"Kaf gue rapihin buku sama baju dulu yah." Ucap Sasya mencari alasan untuk menutupi wajahnya yang sudah merona.

Kafka mengangguk,"jangan lama - lama."

"Kenapa?"

"Nanti gue kangen."

"Ekhhemm!!!"

Suara Andra kembali mengagetkan, Kafka dan Sasya. Segera Sasya berjalan masuk kekamarnya hendak menata buku yang akan dia bawa kekos. Kemudian Andra berjalan kearah bangku dan duduk berhadapan dengan Kafka.

Melihat Sasya sudah masuk kekamarnya, kini pandangan Andra beralih kearah Kafka.

"Lo temennya Sasya?" tanya Andra.

Sebelum Kafka menjawab, dia menggaruk kepalanya. Heran akan satu orang ini sudah berapa kali dia bertanya seperti itu.

"Iya bang." Jawab Kafka sambil mengangguk.

"Yakin cuma temen? gak lebih?"

"Iya bang,"

"Baguslah."

FARDAN MARGANTARA | BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang