Hati - hati ada typo
Happy reading56. Surat cinta pertama
"Kalau dipikir - pikir gue rugi juga ya broh." Lirih Rangga kearah Fardan yang dimana posisi duduk dari keduanya tidak begitu jauh.
"Em." Saut Fardan singkat.
"Jajaran mantan gue udah pernah gue belanjain, bawa mereka kesalon, rutin lagi. Belum sempet gue apa - apain, eh udah di tinggalin kan mubazir ya broh." Ucap Rangga menatap lalu lalang.
"Em."
"Lo gak ada respon yang lain apa? dari tadi a-em, a-em mulu." Gumam Rangga menampakan wajah kesalnya.
Fardan yang tadinya menatap ke depan kini dia menoleh ke Rangga. Cowok itu menghela nafas sebelum berbicara."Gue yang punya cewek satu aja pusing, apalagi lo yang berpuluh - puluh," ucap Fardan,"lagian, itu salah lo sendiri. Berani melangkah ya berani mengambil resiko." Lanjutnya.
Rangga menggaruk pelipisnya."Setelah ini gue gak tahu mesti gimana, pasti gue bakalan kesepian. Ah masa iya gue jomblo?"
"Tolong yang dibelakang jangan bicara sendiri." Tegur Pak Malik selaku dosen di kampus ini.
Fardan dan Rangga hanya melirik santai tidak mengekspresikan wajah bersalah. Bagi mereka Pak Malik tidak terlalu galak, jadi tidak begitu di takuti. Tapi kalau menghormati si harus, namanya orang tua ya kan. Cuma ya itu kalau anak MERVANOS mengormati pas lagi bolong aja. Selebihnya bahan candaan, karena memang Pak Malik asik diajak ngobrol.
"Rangga, pipi kamu kenapa?" tanya Pak Malik yang baru sadar kalau memang pipi Rangga masih merah.
"Di tampar pak." Jawab Rangga.
"Siapa yang menampar kamu?" tanya Pak Malik lagi.
"Bapak peduli? atau cuma kepo?" bukannya di jawab jsutru Rangga bertanya balik.
Pak Malik yang tadinya berdiri didepan, kini bapak tua itu berjalan mendekati bangku Rangga. Semua mata dari penghuni ruangan fokus kearah mereka.
Pak Malik kini sudah berdiri didekat bangku Rangga, bapak tua itu melipat kedua tangannya didepan dada. Serta tatapannya yang sedang mengamati wajah dari Rangga.
"Ngapain bapak liatin saya? bapak naksir sama saya? saya memang ganteng pak tapi maaf lahir batin nih pak. Saya masih doyan apem bukan batang." Ucap Rangga penuh percaya diri.
Pak Malik segera meraih telinga Rangga lalu menariknya."Sadar! Kamu ini bicara apa?"
"Aaa-dda dah, aw! Pak sakit bisa dilepas gak?" rintih Rangga.
"Istighfar Rangga! Nilai kamu itu masih anjlok, masih saja bicara ngawur!" Tegur Pak Malik.
"Saya cuma bercanda Pak, ellah baperan banget sih." Saut Rangga.
"Pak lepasin. Kalau telinga saya lepas, siapa yang dengerin ocehan bapak." Ucap Rangga namun tarikan Pak Malik semakin kuat.
"Ocehan apa maksud kamu?"
"M-maksud saya penjelasan materi Pak, aduh please Pak lepasin hsst..." Ucap Rangga memohon, dan akhirnya Pak Malik melepaskan cengkeramannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARDAN MARGANTARA | BADBOY
Teen Fiction* SEQUEL DEWANTARA Follow + vote + komen kalian = Penyemangatku. *Selow revisi. "Orang tua kita aja bisa damai ,masa kita nggak?" "Mimpi Lo ketinggian Far!" "Apa Gua harus nikahin Lo dulu baru mau damai?" #### "Nara, suatu saat gue pengin banget ng...