Marsya tertidur dihalaman sekolah belakang. Ia terbangun dan melihat luka tangannya yang sudah sedikit kering.
Marsya perlahan berdiri ia sangat lemas di sekujur tubuhnya. Marsya melihat sudah sepi. Mungkin sudah bell pulang pikirnya.
Ia berjalan menuju kelas nya untuk mengambil tas.
" Sepi? Bearti sudah jam pulang, aku sih tadi harus ketiduran huft!" Ia bergegas keluar.
***
Marsya sedang menunggu kendaraan umum.
" Ah, kalo gini terus yang ada aku. Pulang nya kesorean"
" Yaudadeh aku sambil jalan aja," Marsya pun berjalan sesekali menghirup udara segar.
Marsya mengedarkan pandangannya ia tersenyum melihat abangnya sedang tertawa. Tetapi ia sedih tidak bisa bermain dengan abangnya itu.
Marsya sebenarnya tidak terlalu suka dengan Bella. Karna dia dirinya menjadi asing...
"Oh iya, sekarang Abang Alvin ulang tahun kan ya? Aku ngasih kado apa ya?"
Marsya memikir sejenak." Yauda deh habis aku pulang..aku akan beli hadiah"Katanya dengan senyum lebar.
Marsya mengedarkan pandangannya ia melihat abangnya yaitu Alvin. Iya berjalan menuju abangnya tetapi Marsya ia melihat sebuah truk yang berjalan ke arah abangnya itu.
Marsya shock ia pun mulai berlari dengan cepat!ia melupakan luka ditubuhnya itu.
Marsya berlari. "Abang Alvin...AWASSS.." Marsya mendorong tubuh Alvin sampai tersungkur ditanah.
Marsya menoleh dan berteriak.
AAAAAA
BRUK
Marsya terpental jauh dari 3 meter, kepalanya mulai mengeluarkan darah segar. Sekujur tubuhnya terasa kaku.
Apakah ini akhir hidupnya? Apakah keluarga akan sedih melihat dia terluka?.Alvin yang terdorong pun berdecak dan langsung berdiri ia ingin memarahi nya tetapi dia mendengar teriakan Marsya.
Alvin menoleh dan menatap kedepan.
DEG
Bagai tertusuk pisau. Badan Alvin bergetar hebat ia menengang ditempat hatinya merasa sakit saat melihat adiknya itu menolong nya.
" Ma-marsya..."lirih Alvin.
Para warga segera menghubungi ambulance. Alvin menghampiri Marsya yang setengah sadar.
Alvin memegang badan marsya yang sudah berlumuran darah. Tangannya terangkat untuk menyentuh wajah adiknya itu.
" Ma-m-marsya"Gumam Alvin."A-b-ang al-vin!" Marsya tersenyum. "S-s-elamat u-lang t-tahun, ma-maaf a-a-k-aku belum b-bisa kasih k-kado...."Ucap Marsya terbata-bata ia memegang tangan abangnya itu.
"K-kenapa h-harus Lo yang nyelamatin gue? Gue udah banyak salah, harusnya Lo ga usah nolong gue hikss"
Marsya menggeleng pelan. "ab-bang aku pamit ya? A-ak-aku ngantuk i-i-ngin tidur. Selamat u-u-lang t-t-tahun b-ang-" belum sempat melanjutkan Marsya sudah terlebih dulu menutup mata nya.
Alvin yang melihat Marsya tak bergerak segera mengendong nya menuju mobil ambulance.
Alvin terus menerus menatap pada adiknya itu ia sesekali mengumam minta maaf.
"Maaf kan Abang mu ini dek, Abang selalu siksa kamu hikss maafin Abang " Batin Alvin seraya airmatanya pun terus menerus jatuh.
Telah tiba di rumah sakit. Alvin terus mengendong Marsya menuju brankar rumah sakit.
"CEPAT PERIKSA ADEK GUE!!" Bentaknya dengan mengatakan adek. Dokter dan suster pun segera mendorong brankar.
***
Alvin terus mundar-mandir dihadapan ruang operasi adiknya. Ia berharap adeknya itu sembuh ia akan meminta maaf kepadanya. Ia menyesali perbuatannya itu.
Alvin mengacakan rambutnya dengan kasar. Ia mengingat kejadian barusan didepannya itu.
Beberapa menit ruang operasi itu terbuka. " Permisi apa keluarga dari pasien?" Tanya dokter pada Alvin.
Alvin mengangguk, "iya saya Abang nya. Gimana dok keadaan adek saya?"
Dokter tersebut menghela napas "Beruntung sekali tadi kamu Membawa dengan cepat. Pasien kondisinya sangat lemah cukup parah. Ia mengalami perendarahan dikepalanya. Mungkin dia akan mengalami amnesia"
"Amnesia? Lalu keadan nya?"Tanya lagi Alvin.
"Maaf sebelumnya keadaan pasien mengalami..."
___________________________________
JANGAN LUPA VOTE & COMENT 🌒
NEXT TIME SELANJUTNYA!!!
ig@elishnafi
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Marsya (SELESAI)
Dla nastolatków| Follow Sebelum Baca | •SEBAGIAN PART BELUM DI REVISI. 𝑴𝒂𝒓𝒔𝒚𝒂 𝑨𝒅𝒆𝒍𝒊𝒂 𝑽𝒊𝒓𝒐𝒏𝒊𝒄𝒂 Seorang yatim dan piatu ia adalah anak tunggal. Kedua orangtuanya Meninggal Karna dibunuh oleh seseorang yang belum diketahui. 𝑴𝒂𝒓𝒔𝒚𝒂 pun bela...