Marsya terhenti dan membalikkan tubuhnya ia pun Ayah Zero datar.Marsya menaiki alisnya satu.
"Baru ingat pulang? Dari mana saja kamu!" Teriak Ayah Zero nyaring.
Marsya menghela napas pelan. "Dari apartemen!" Marsya.
Ayah Zero menahan emosinya. "Apartemen?" gumamnya. "Apartemen siapa?! Perasaan saya tak pernah ngasih apartemen ke kamu" lanjutnya.
"Ya benar. Anda tak kasih saya apartemen! Jangan kan apartemen. Anda saja tak pernah memberikan saya apapun! Termasuk kasih sayang !ck"
Ucapan Marsya membuat ayah Zero terdiam. Memang benar ia tak memberikan apapun padanya. Kasih sayang?jangan harap. Dirinya akan selalu memberikan penyiksaan kepadanya.
"Apa yang kamu maksud? Saya memberi apapun ke kamu Marsya! Mendaftar kamu sekolah, memberi makan. Dan say-" Ucapan ayah Zero terpotong oleh Marsya.
"Cukup! anda memberikan saya makan hanya sedikit! anda memberikan saya istirahat hanya 1jam! saya cape setiap pulang sekolah selalu ditanyakan nilai ujian saya!" Sela Marsya.
"SAYA CAPEK! FISIK? BATIN? TERUS APA LAGI YANG KALIAN MAU DARI SAYA HAH? Belum puas? Belum puas kah?" Teriak Marsya dengan wajah memerah.
Teriakan dari Marsya membuat penghuni rumah keluar dari kamarnya. Kini mereka mendengar perkataan Marsya. Ayah Zero terdiam hatinya sangat sesak.
Marsya merasakan sesak didadanya ia kehabisan oksigen. Ingatan dulu itu muncul sesaat. Ia melihat keluarga nya sedang menatap dirinya.
"Kak Marsya. Kak Marsya gaboleh membentak ayah Zero, ga sopan. Ayah Zero itu ayah kandung Kak Marsya sendiri!"Tegur Bella dengan nada imut.
"Kamu dengar Marsya?! Lihat Bella aja sopan walaupun Zero bukan ayahnya. Tetapi kamu? Kamu sangat tidak sopan membentak ayahmu sendiri!"Sambung Tante Riana.
Marsya memejamkan matanya sebentar. Lalu membukanya lagi. "Mana ada ayah kandung sendiri nyiksa putrinya sendiri!" Kekeh marsya. Membuat para abang naik pitam emosi. Andra? Yap mereka semua ada kecuali opa dan Oma ke Singapura.
"Cukup Marsya! KAMU KETERLALUAN! SAYA TAK SUDI MENGANGGAP KAMU PUTRI KU! " Bentak Ayah Zero ia pun menghampiri Marsya.
Plak
Lagi-lagi ia mendapatkan tamparan dari ayahnya. "Lihat Bella! Dia gadis sangat baik dan, tidak pembangkang seperti mu!!"
Marsya menatap sinis. "Cih dia gadis baik ya? Kalian dibutakan oleh wajah so polos itu!" Marsya sembari menatap Bella.
"Jika kalian mengetahui hal besar ini! Mungkin kalian akan menyesal seumur hidup! Tapi saya tidak akan membongkar nya. Tunggu saja tanggal main!!" Setelah mengucapkan itu Marsya melenggang pergi menuju kamar. Meninggalkan mereka terdiam seribu bahasa.
" Apa dia ingat? Gue harus apa? Jangan sampe dia membocorkan semuanya!"Gumam Bella tak dapat didengar oleh mereka.
" Udah. Sekarang kita masuk kamar kembali!"Suruh ayah Zero. Mereka pun mengangguk.
"Maaf lagi-lagi gue gabisa Bela Lo dek"Ucap batinnya seseorang.
Marsya menutup pintu dengan keras. Hari ini sangat sial baginya. Tak ada satupun membela dirinya? Cih so polos itu mengambil hak miliknya! Pikirnya.
"Jadi kangen balapan liar deh,"Gumamnya.
"Gara-gara Alex sialan gue mati! Lihat aja Lex gue balas perbuatan Lo!"
***
Marsya sudah bangun dari jam 6 pagi ia pun bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Ia pun keluar dari kamarnya dan turun kebawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Marsya (SELESAI)
Teen Fiction| Follow Sebelum Baca | •SEBAGIAN PART BELUM DI REVISI. 𝑴𝒂𝒓𝒔𝒚𝒂 𝑨𝒅𝒆𝒍𝒊𝒂 𝑽𝒊𝒓𝒐𝒏𝒊𝒄𝒂 Seorang yatim dan piatu ia adalah anak tunggal. Kedua orangtuanya Meninggal Karna dibunuh oleh seseorang yang belum diketahui. 𝑴𝒂𝒓𝒔𝒚𝒂 pun bela...