Dear Marsya-32

34.4K 3K 121
                                    

Beberapa menit dokter itu sudah mengambil banyak darahnya itu. Marsya merasa tubuhnya mulai merasa lemas pun langsung pingsan.

Dokter tersebut membiarkan Marsya tertidur agar keadaannya pulih. Tangan Marsya sudah diimpus oleh cairan.

Dokter itu keluar dari ruangan Marsya, kini dokter menyerahkan nya pada susternya untuk segera kasih darah itu.

"Bagaimana dok? Apakah berhasil?" Tanya Andra.

Dokter tersebut mengangguk. "Alhamdulillah berjalan lancar" Ucapnya.

"Bagaimana keadaan dia dok?" Tanya ayah Zero.

"Dia pingsan, Karna kekurangan darahnya itu. 5 kantong darah itu sangat berbahaya bagi tubuh nya, maka dari itu biarlah dia istirahat dengan cukup mungkin efek lemas akan 4hari jadi, setelah dia bangun tolong kasih dia obat penambah darah"  dokter itu menyodorkan sebuah obat kecil penambah darah pada mereka.

Ayah Zero mengambil obat itu, ia mengangguk dengan perkataan nya. "Terimakasih" ujar ayah zero singkat.

Dokter pun pergi meninggalkan mereka. "Kalian tunggu saja diruangan mommy kalian, ayah akan ke Marsya dulu" Titahnya itu.

"Steven ikut masuk keruangan dia yah" ayah Zero mengangguk Saja.

Selebihnya mereka kembali pada rungan mommy kira. Steven dan ayah Zero masuk keruangan Marsya.

Saat mereka masuk keruangan Marsya. Mereka berdua melihat Marsya terbaring dan wajah sangat pucat membuat mereka sedikit khawatir.

"Dia akan baik-baik saja?" Tanya Steven.

Ayah Zero mengangguk. "Dia baik-baik saja selalu, ayah merasa sangat lega jika Marsya ingin mendonorkan nya walaupun banyak mengambil darahnya dia, ayah sangat berterimakasih karena sudah membuat istri ayah akan sadar sebentar lagi" ucap ayah Zero lebar. Mereka berdua mengamati wajah polos Marsya itu.

Ayah Zero tak sadar menitikkan air mata nya. Ia mengingat putri kecil ini tersenyum lembut saat dirinya pulang kerja. Steven mengamati dengan dalam. Tetapi dipikirannya ke lain.

"Kenapa dia sangat berubah drastis? Saat bangun koma dia menjadi gadis pembangkang!" Gumam Steven.

"Kita harus mencari pembunuh sebenarnya, Steven" cercanya.

Steven mengangguk. "Ayah benar! Tapi tenang ayah, Steven sedang menyuruh alzo untuk menghack cctv waktu itu" Balasnya Steven.

Beberapa detik menjadi hening, ayah Zero melihat jam sudah pukul 5 sore pun berdiri dari tempat duduknya. "Apakah kau ingin disini? Steven" tanya ayah Zero.

Steven yang sedang bermain ponsel pun mendongak pada ayah zero. "Hm, Steven disini saja menunggu dia sadar" katanya.

Ayah Zero mengangguk. Lalu ayah Zero melangkah pergi menuju ketempat Istrinya itu dan meninggalkan Steven dan Marsya.

***

Sudah 3jam Marsya pingsan. Sampai sekarang Marsya belum bangun dari pingsan nya itu. Kini ruangan Marsya terdapat para 5 abangnya dan bella yang menjaga nya

Ayah Zero dan yang lain sedang didalam ruangan mommy kira.

"Dia kapan bangunnya sih?" Bella kesal.

Mereka menatap pada Bella. Bella merasa ditatap pun tiba-tiba gugup. "Kenapa?"ucap polos dari Bella.

Mereka menggeleng kan kepalanya lalu kembali menatap Marsya. Bella berdecak sebal. "Sialan! Jangan sampai mereka menjadi sayang pada Marsya!" Decak Bella dalam batin.

Dear Marsya (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang