Dear Marsya-38

33.6K 2.8K 131
                                    

⚠️ Terdapat kata-kata Kasar/Kekerasan dan semacamnya!⚠️

Vote dulu Sebelum baca🔪

***

"Lama banget ni anak bangun!" Gerutu via kesal saat menunggu Bella bangun dari biusnya itu.

Saat ini mereka bertiga sedang dalam basecamp dekat hutan. Sedangkan Marsya ia duduk dengan santai bahkan sesekali matanya menonton dimana Dior sudah mengepung masion zergan.

"Via lo gak bosen apa jongkok gitu? Didepan nenek lampir lagi" Tanya Reva pada via.

"Bosen sih, tapi gue gak tahan lagi! Buat cokel matanya"

Reva menggeleng kan kepalanya tak habis pikir dengan pikiran sahabatnya itu. "Sebelum lo ngambil matanya, kasih dia kesempatan buat merasakan kesakitan yang sangat-sangat pedih!" Timpal Marsya.

Mata Marsya tetap menelisik pada layar laptop itu. Reva dan via menghampiri marsya yang dari tadi anteng melihat laptop nya.

Mereka berdua melihat layar itu dan terkejut. "Wah! Gercep sekali mereka" Pekik via membuat mereka mengangguk.

"Lo gak akan bantu nyelamatin mereka sya?" Tanya Reva pelan pada marsya.

Marsya tak bergeming dengan pertanyaan sahabatnya itu. Ia masih melihat yang dilakukan dior pada keluarga zergan. Marsya meringis saat melihatnya.

"Dior ya? let's play together! "

Gumam Marsya dapat didengar oleh mereka berdua. Membuat mereka tersenyum smirk. "Lo tahu? Kalau gue udah menemukan orang yang selama ini gue cari bertahun-tahun lamanya! Dan orang itu adalah pria tua bau tanah ini. Dior! Dia sudah merencanakan pembunuhan kedua orangtua gue!"

Brakk! Marsya memukul meja dengan tangannya. Dia sudah menemukan nya dan sekarang ia tak akan pernah melepaskan begitu saja.

"Sialan! Gara-gara dia, orang tua gue mati! Kaparat fuck" Rancau Marsya marah.

Reva dan via segera memeluk Marsya dan menenangkan nya. "Jangan gini kita gak kuat lo lemah kayak gini!"

Saat ini mata Marsya memerah Karna emosinya begitu kuat. "Tenang Marsya, kita pastiin akan menghabisi orang itu sekarang juga! Kita sama-sama untuk balas dendam"

Ucap Reva dan Dianggukin Marsya dan Reva. "Bastard pria tua bau tanah!"

Mereka melepaskan pelukannya lalu menatap wanita itu yang kini sudah bangun.

"Gue dimana?" Tanya Bella pelan sambil memegang kepalanya.

"Oh lo udah bangun juga? Syukur lah, jangan mati dulu yah! Kita mau cicipin darah lo dulu" Celetuk via sambil mendekati Bella.

Bella terkejut ia mengedarkan pandangannya pada setiap juru. Ia menggeleng kepalanya. "Gak! Gak mungkin. Ini pasti gue lagi mimpi?! Iya pasti gue lagi mimpi!"

"Diam! Bacot" Via menampar pipi bella.

Membuat wanita itu terdiam tiba-tiba. Merasa panas dipipinya saat ditampar. "Bearti ini bukan mimpi?" Batin Bella lesu.

Dear Marsya (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang