Dear Marsya -51

23.2K 1.9K 133
                                    

Didalam ruang kerja pria baruh baya itu mendapatkan informasi jika sekretaris Maya sudah hilang jejak dan tak ada kabar begitu saja membuat pria baruh itu bingung.

"Apa dia mengusir nya?" Gumam Galih.

Galih pun bangkit dari tempat duduknya ia pun langsung keluar dari ruang kerjanya. Saat tiba di ruang tamu ia melihat putranya sedang tiduran ia pun mendekati putranya itu.

"Ngapain tidur disini?" Tanyanya membuat Gajendra membuka matanya perlahan.

"Papah mau tanya, papah dapat kabar jika sekretaris Maya hilang begitu aja. Kamu yang mengusirnya atau kamu pecat dia?"

Gajendra berpindah posisi menjadi duduk dan menatap bingung pada papah nya. "Kenapa papah nanyain itu? Gak penting!" Ketusnya.

Galih mendelik sinis. "Jawab aja pertanyaan papah. Gak sopan kamu ketus-ketus kek gitu sama papahmu sendiri" Sindirnya.

"Mati. Murahan itu udah mati pah!"

"Mati? Kenapa dia mati?"

Gajendra menghela napas gusar, ia tak ingin mengingat kejadian sore tadi benar-benar membuatnya jijik. "Papah tahu? Wanita itu ngasih aku obat perangsang dan gilanya lagi, dia malah goda aku sampe pipi suci aku ini dicium sama murahan itu"

"Dan untungnya, menantu papah yang paling cantik itu menyelamatkan aku dari wanita murahan itu. Tapi em, dia juga malah bantuin aku sih hehe." Lanjutnya dengan menggaruk kepalanya tak gatal itu.

"Gak mungkin kan, gue cerita semuanya?" Batinnya dengan meringis.

"Obat perangsang?" Beo Galih. Seketika mata Galih membulat sempurna dan menatap tajam pada arah putra nya. "Gajendra! Kamu apakan menantu papah cantik itu hah? Kamu ngambil keperawanan dia? Gila. Kamu gak sabar banget yah buat nikahin dia? Sampe segitunya kamu melakukan hal yang dilarangkan?!"

Galih menggeleng-gelengkan kepalanya ia menatap miris pada putranya. "Kamu keturunan siapa sih punya sifat sebejat itu?"

Gajendra mendengar ucapan papahnya. Sontak langsung berdiri dan menatap tak percaya pada papahnya sendiri. "H-hah? J-jendra gak ngapain-ngapain dia pah! Cuman grepe-grepe doang sih gak lebih kayak gitu. Gajendra masih waras yah pah"

"Nih pah dengerin yah! Gajendra emang nakal dan selalu bantah ucapan papah. Tapi? Gajendra gak pernah nyentuh perempuan apalagi sampai ngambil keperawanan nya. Gak yah!" Sentak Gajendra yang tak terima nya itu.

Galih pun menghela nafas lega dan mengelus dadanya yang rata itu eh?. "Bagus. Itu namanya cowok cool awas aja yah! Kalau kamu nyakitin menantu papah. Papah gak akan segan-segan usir kamu dari sini dan mengambil fasilitas kamu!" Ancamnya membuat Gajendra meneguk lidahnya.

"Terus, itu sekretaris kamu itu kemana coba? Dan kenapa dia tiba-tiba ngasih kamu obat perangsang?"

"Dia? Udah jadi singkong didalam tanah pah. Dia dibunuh bahkan tubuhnya udah jadi busuk!" Ucap Gajendra dengan enteng.

"Obat perangsang yah? Dia obsesi sama Gajendra pah, bahkan dia rela menjual tubuhnya buat aku tapi sayangnya aku gak minat tubuh pelacur itu!"

Gajendra pun kembali duduk dengan santainya dia mengambil Snack dan langsung melahap nya. "Oh iya papah mau tahu siapa yang ngebunuh nya, mau tahu gak?" Godanya dengan menaiki alis satu.

Dengan polosnya Galih mengangguk.

"Marsya. Menantu papah yang paling cantik itu!"

"Marsya? Kenapa dia ngelakuin itu?"

Gajendra tersenyum smirk. "Karna dia, gak mau miliknya disentuh sama siapapun sekali pun dia harus mengotori tangannya untuk para tikus murahan itu!" Jelas Gajendra membuat Galih tersentak kaget.

Dear Marsya (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang