Dear Marsya -48

23.6K 2K 165
                                    

Saat ini kampus Airlangga sedang beristirahat. Dan beberapa Mahasiswa sedang berada di kantin.

Sedangkan Marsya ia hanya diam dan memainkan ponselnya. Tiba-tiba saja seseorang menepuk pundak Marsya.

Marsya menoleh pada orang itu. "Hai, mau jadi teman gue gak? Mau yah? Please!" Ucapnya dengan tiba-tiba.

Marsya tak menggubris ucapan orang asing itu, ia kembali fokus pada ponselnya. "Ish, lo jadi cewek dingin banget. Padahal gue mau berteman sama lo. Kenalin gue Risa Sarasvati."

Marsya hanya berdkhem sebagai jawaban. Risa mengerucutkan bibirnya kesal. "Ke kantin yuk? Gue gak punya teman disini hehe, semua orang gak mau temenan sama gue Karna gue orang gak mampu" Katanya.

"Ayok lah. Lo kan belum tahu kantin ini dimana kan? Yaudah. Sama gue aja ke kantinnya biar lo tahu jalannya." Maksanya membuat Marsya berdiri cepat.

Ia pun langsung berjalan mendahului Risa. Risa tersenyum tipis akhirnya dia punya teman untuk makan. Ia pun menyusul Marsya.

Saat diperjalanan menuju kantin Marsya terheran dengan gadis disampingnya ini. Dari tadi senyum-senyum sendiri apakah dia gila? Pikirnya itu.

"Tuh, disitu ada tempat kosong untuk kita berdua! Ayok" Risa menarik tangan Marsya untuk mengikuti nya.

Saat mereka berdua memasuki kantin. Cibiran sinis dan tak suka tertuju pada Risa. Tetapi Risa tak memperdulikan itu, dan Marsya? Ia hanya acuh sekitar.

Saat sudah dekat dengan tempat kosong itu. Seseorang menghalangi jalan mereka berdua membuatnya terhenti jalan.

"Lo Mahasiswa baru?" Tanyanya tiba-tiba. Dan menunjuk pada Marsya.

Marsya mengangguk. Membuat primadona itu tersenyum masam. "Pantes. lo cantik dan lo dengan gue di banding-bandingkan dan itu membuat gue gak suka!"

"Tapi. Jangan harap lo bisa menguasai kampus ini! Karna lo? Gak akan bisa menyaingi gue. Paham lo?" Sentak Laura Kelly.

"Heh lo! Apa-apaan sih datang-datang malah halangin jalan kita!" Sewot Risa tajam pada Laura.

Laura menatap tajam pada Risa. "Diem deh lo anak beasiswa aja belagu. Lo mau sama kita dipermaluin di sini? Biar beasiswa lo dicabut" Ancamnya membuat nyali Risa ciut.

"Lo pemilik kampus ini?" Tanya Marsya sedari diam. Sebenarnya dia tak ingin berurusan dengan mereka. Tetapi? Tidak berurusan juga mereka malah datang toh dengan sendirinya.

"Bukan sih. Ya kan gue primadona disini dan lo juga tahu, kalau gue populer dan terkenal dimana-mana Karna gue mempunyai kekayaan yang berlimpah!" Sombongnya dengan membawa kekayaan.

"Terus urusan dengan beasiswa apa? Lo cuman bisa pamer harta segala yang lo punya! Tapi, ada yang lo gak punya"

Laura menatap Marsya dengan tatapan tanda tanya. "Apa?"

"Attitude..."

Marsya tersenyum remeh saat melihat gadis sombong itu terdiam kaku. "Lebih baik utamakan attitude dan kesopanan. Diatas masih ada langit so? Lo ga berhak mencabut beasiswa dia!" Sentak Marsya dengan menunjuk pada Risa disampingnya.

"Sialan! Awas aja lo. Gue akan balas ini!" Bentak Laura dengan tatapan kebencian.

Marsya mengangkat bahu acuh. "Hm gue tunggu!"

Marsya menarik tangan Risa dan menerobos begitu saja membuat primadona itu kesal. Dan pergi begitu saja. Membuat para penonton kesal.

Sedangkan Marsya dan Risa ia duduk dengan santai tanpa memperdulikan tatapan mereka padanya. "Wah Daebak! Baru kali ini. Ada orang yang berani sama si Laura anjir!"

Dear Marsya (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang