" Aku tidak akan menangis didepan mereka!"
***
Ayah Zero membentak Alvin. Ayah Zero melihat Marsya yang menahan sakit pun sesak didada. Tapi iya menepiskan rasa itu. Kini ego yang terkendali.
" Biar ayah yang urus dia." Ayah Zero menghampiri Marsya dan menarik paksa sampai darah bercucuran. Semua melihat pun terkejut melihat darah di punggung Marsya
Abang-abang Marsya hanya melihat dengan sekilas ia bodoamat dengan adiknya itu. Lagi-lagi ego mereka semakin jadi.
Marsya menahan sakit sekujur tubuh nya itu. Ia hanya pasrah apa yang akan ayahnya itu lakukan.
Ayah Zero membawa Marsya kegudang dan melemparkan begitu saja.
" Kau! Sudah berapakali saya bilang! Jangan menunjukkan wajah mu disini! Menjijikkan!" Murka ayah Zero.
" Hiks..hiks..kenapa? Kenapa AYAH SEBEGITU BENCINYA KAH AYA PADAKU? HAH? AKU JUGA ANAK AYAH DAN MOMMY!! te-tapi kenapa...aku selalu disalahkan?!" Marsya meninggikan nada bicara ia sudah muak dengan semuanya.
Para abang dan sepupunya itupun. Memasuki gudang mendegar Teriakan nada bicara Marsya. Mereka menggeram saat Marsya membentak ayahnya sendiri.
" Cupu! Karna lu yang udah ngebunuh Zena! Adik kandung Lo sendiri! "Ketus Vero.
"Dan itu membuat semua keluarga benci Lo cupu! " Lanjuttnya.
Marsya menahan sesak, ia menggeleng kepalanya. Bukan bukan dia yang bunuh.
" Bu-bukan aku yang bunuh dia hiks..."
" Lalu? Siapa yang bunuh Zena selain Lo?!"
Balasnya dengan wajah marah. Kali ini Abang kedua pun ikut marah pada Marsya." Bela. Di-dia yang udah bunuh Zena"Sela Marsya. " Dan aku? Aku yang melihat nya ayah,bang! Aku melihat dengan mata ku sendiri! Hiks..tetap-" ucapan Marsya terpotong oleh ayah Zero.
" Apa maksudnya kamu? Kamu memfitnah Sepupu mu? Hah? JAWAB" Marsya tidak menjawab ia sudah merasakan lemas dibadannya.
Marsya menjatuhkan dirinya dilantai. Ia tak kuasa menahan perihnya ini.
Marsya mendongak melihat mereka satu-persatu dengan pandangan sedih. Marsya tersenyum kepada mereka tetapi mereka hanya membalas dengan mata tajam.Ayah Zero murka yang tak dijawab oleh marsya. Ia pun mengambil tongkat baseball. Marsya melihat ayahnya pergi pun ia tersenyum kecut,ia tahu apa yang akan terjadi setelah ini.
Ayah Zero kembali membawa tongkat dan ia pun memukul bertubi-tubi badan marsya tanpa ampun.
Kalian tau reaksi para abang dan sepupunya? Mereka malah tersenyum miring. Mereka melihat tanpa niat memberhentikan.
Sa-sakit ayah
A-ayah ampun!
Hiks hiks
Begitulah teriakan dan minta ampun Marsya pada ayahnya. Marsya menatap mereka tak percaya apalagi? Abang sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Marsya (SELESAI)
Ficção Adolescente| Follow Sebelum Baca | •SEBAGIAN PART BELUM DI REVISI. 𝑴𝒂𝒓𝒔𝒚𝒂 𝑨𝒅𝒆𝒍𝒊𝒂 𝑽𝒊𝒓𝒐𝒏𝒊𝒄𝒂 Seorang yatim dan piatu ia adalah anak tunggal. Kedua orangtuanya Meninggal Karna dibunuh oleh seseorang yang belum diketahui. 𝑴𝒂𝒓𝒔𝒚𝒂 pun bela...