Dear Marsya-40

30.9K 2.6K 74
                                    

Vero dan Raka meringis Karna mendapatkan serangan dadakan dari teman munafik nya itu.

"U-uhuk! Sialan lo muna!" Ujar Vero sembari batuk berdarah.

Muna? Singkatan munafik untuk orang seperti aji.

Renaldi alias aji itu tersenyum remeh. Dirinya puas dengan kesakitan mereka, tetapi lebih puasnya lagi jika keluarga zergan mati semua dan tak tersisa apapun!.

"Gue renaldi bukan muna! Lo yang muna brengsek" Katanya tak terima disebut muna.

"Bacot! Fakta bro, lo si muna paling bangsat didunia ini" Celetuk raka.

Bahkan perdebatan mereka bertiga kini menjadi perhatian mereka semua disana.

"Bangsat. Tunggu, lo berdua yang akan mati ditangan gue kali ini!" Ancam renaldi membuat keduanya terkekeh.

"Iya deh yang paling sok jagoan! Kita tunggu, Lo yang mati atau kita berdua?" Ejek Vero.

Renaldi yang tersulut emosi pun menendang kembali tubuh Vero dan raka. Setelahnya Renaldi pun pergi begitu saja.

"Sialan lo muna!" Batin mereka berdua.

***

Marsya sudah tahu jika mereka berada ditempat yang susah dipantau. Bahkan tempat itu dulu nya gedung mewah kini menjadi bangunan kosong yang tak pernah dipakai siapapun.

"Tua bangka itu menyusahkan sekali, gak anak gak bapak sama-sama bodoh!"

Marsya saat ini dalam perjalanan menuju masion Vironica, ia sudah tak sabar untuk bertemu pamannya itu. Gerbang masion itu terbuka oleh penjaga dan Marsya pun memasuki mobilnya.

Marsya keluar dari mobilnya lalu berjalan kedalam masion. Kedatangan marsya membuat para maid mengkerut keningnya.

"Kamu siapa? Kenapa tiba-tiba masuk tanpa izin?!" Ujar salah satu maid.

Marsya berhenti melangkah ia menoleh pada maid itu. "Saya? Saya temannya Reva dan via"

Maid itu mengangguk paham dan memperbolehkan gadis itu masuk kedalam masion. Marsya pun melanjutkan langkahnya.

Saat sudah berada di ruang tamu tiba-tiba seseorang memberhentikan aktivitas Marsya yang sedang melihat-lihat isi masion itu.

"Siapa kau?"

Marsya menegang suara itu suara yang sangat familiar baginya. Marsya pun menoleh cepat dan menatap seorang pria yang berumur 30 tahun.

"P--paman zio..."

Sedangkan pria itu yang disebut namanya mengkerutkan keningnya, Karna pendengaran paman zio sangat tajam seperti marsya.

Marsya masih diam tetapi tidak dengan matanya berkaca-kaca. Bertemu dengan paman zio seperti bertemu Dady Calvin sangat mirip.

"Oh Marsya, Lo udah datang?" Celetuk Reva tiba-tiba dari arah tangga.

Reva mengalihkan pandangan pada paman zio. Reva yang paham pun menghampiri keduanya. "Paman? Dia Marsya keponakan paman, tetapi dia hidup ditubuh orang lain"

Paman zio terdiam mencerna semua perkataan reva. Apakah benar jika dia keponakan nya?

"Bukan kah, kita berdua sudah memberitahu semuanya paman? Tetapi paman belum mengetahui wajahnya kan? Baiklah. Yang berada didepan paman itu adalah Marsya Aulia zergan. Tetapi jiwanya Marsya Adelia Vironica paman, keponakan paman sendiri!" Jelas Reva panjang lebar.

Dear Marsya (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang