Marsya, Reva dan Via sudah memasang earphone ditelinganya. Hanya untuk memastikan saja agar mereka bisa berkomunikasi lewat earphone.
Bahkan mereka pun sama memakai seperti marsya. Marsya mencepolkan rambutnya sembarangan.
"Gio lo sama Jerry masuk lewat sana dan bawa beberapa orang bersama mu!" Pinta marsya pada gio.
"Tapi queen bagaimana?"
"Jangan memperdulikan gue, tapi pedulikan selamatan kalian dahulu. Dan satu lagi jangan sampai lengah menghadapi mereka okay? Jika terjadi sesuatu hubungi kami lewat earphone itu" Tegasnya.
Gio dan Jerry pun mengangguk paham. Lalu mereka pun pergi ke arah selatan. Sedangkan marsya dan kedua sahabatnya menyamar sebagai pasukan pria tua itu.
Marsya memasuki bangunan kosong itu. Dengan langkah hati-hati. Saat sudah tiba dimana keluarga itu disekap dan Marsya dkk dapat melihat banyak orang sedang menjaganya.
Marsya mengambil sebuah bom untuk mengalihkan perhatian dan mereka takkan melihat dirinya.
"Lo berdua masuk dan lempar kan bom ini! Setelah asap itu muncul, lo harus bebaskan mereka semua sebelum asap itu menipis, paham kan?" Tanya marsya sembari menunjuk benda tersebut.
Reva dan Via menatap bingung pada sahabatnya itu. "Terus lo mau kemana? Kenapa bukan kita bertiga aja kesananya?" Tanya Reva balik.
"Lo jangan pisah dong sya, kita takut jika lo terjadi apa-apa tanpa ketahuan kita!" Sambung via yang tak terima dengan perkataan sahabatnya.
Marsya berdecak, lalu ia menunjukkan sanapan yang berada dibelakang punggung nya. Membuat kedua semakin tak paham.
"Gausah ngekhawatirin gue, Lo jalanin aja tugas kalian berdua. Gue mau mengalihkan pandangan mereka dan know lah apa yang akan gue lakuin" Ucap marsya santai sembari mengangkat alis satu.
"GILA LO?" Teriak kedua sahabatnya.
Marsya melotot. "Berisik! Udah sekarang kalian lakuin aja, gue gak akan luka kok. Percaya sama gue, okay?!"
"Siapa disana?"
Mereka membelakkan matanya. Gawat jika ketahuan. Marsya mengode mereka lewat mata. Dan dianggukin oleh Mereka berdua.
"Sya, hati-hati"
Marsya mengangguk lalu ia pun berdiri cepat. Ia berdiri di depan orang itu.
"Hei! You fucking" Panggil marsya sambil menunjukkan jari tengahnya. membuat orang disana melotot. Marsya mengode mereka berdua untuk melemparkan benda itu.
"Woi ada penyusup! Kejar dia" Teriak salah satu dari orang itu.
Marsya tersenyum miring saat melihat mereka berlari menujunya. Reva dan Via dia sembunyi agar membiarkan mereka semua keluar dari lorong itu.
Setelah menunggu beberapa detik. Via menengok pada lorong itu benar saja disana sudah tak ada penjaga. Mereka berdua masuk tanpa ketahuan siapa pun. Mereka berdua sengaja tak melemparkan benda tersebut terlebih dahulu Karna mereka mempunyai insting akan ada banyak orang menuju kesini.
Kedatangan mereka berdua membuat keluarga zergan mengkerutkan keningnya siapa gadis itu?. Vero dan Raka membulatkan matanya terkejut saat tau siapa yang datang.
Reva berjongkok lalu ia mengambil belati tajamnya untuk membuka ikatan itu. Via sudah membuka ikatan Vero dan Raka.
"K-kalian siapa?"
Lontaran itu dari mulut ayah Zero dengan lesu. "Jangan banyak bicara! Diam saja" Ketus Reva sambil fokus membuka ikatan mereka.
Butuh beberapa menit mereka berdua sudah berhasil melepaskan ikatan mereka satu persatu. Keluarga zergan menghela nafas lega Karna sudah terlepas dari ikatan sialan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Marsya (SELESAI)
Teen Fiction| Follow Sebelum Baca | •SEBAGIAN PART BELUM DI REVISI. 𝑴𝒂𝒓𝒔𝒚𝒂 𝑨𝒅𝒆𝒍𝒊𝒂 𝑽𝒊𝒓𝒐𝒏𝒊𝒄𝒂 Seorang yatim dan piatu ia adalah anak tunggal. Kedua orangtuanya Meninggal Karna dibunuh oleh seseorang yang belum diketahui. 𝑴𝒂𝒓𝒔𝒚𝒂 pun bela...