BAB 45 - Posisi Rumit

1.7K 287 34
                                    

Hai readers
Welcome to part 45✨
Semangat 45 membaca MAKA!

Don't forget to vote, please!
Vote and comment 🤍

Udah siap hatinya?
Jangan lupa di siapin yap!

Maka, kisah ini terus berlanjut.

Happy Reading ❤️
Happy Birthday ❤️
Have a nice day ❤️

ENJOY YOUR LIFE
BOOM!!!
.
.
.

Satu orang boleh tersakiti, untuk menciptakan sebuah senyuman dari sebagian orang. -Alzillya Maura Pranita

Hari berlalu dan waktu bergerak terlalu cepat menurut Maura kali ini. Tatapannya kosong saat menatap pantulan dirinya yang sudah mengenakan kebaya elegan dengan heels yang tak terlalu tinggi. Hari ini adalah hari dimana Maura akan di wisuda.

"Maura takut banget" lirih Maura sambil meremas roknya.

Sejak kejadian beberapa hari yang lalu di rumah Bunda. Kini Alka membawa Maura kembali ke kediaman keluarga Wijaya, padahal Maura tau persis bagaimana ketakutan yang Alka miliki saat ini.

Ceklek...

Pintu kamar terbuka, dan sosok Alka masuk dengan penampilan formalnya yang siap menemani Maura ke acara wisudanya.

"Nyonya Wijaya udah siap?" goda Alka dan Maura tersenyum.

"Kalo, Bunda gak dateng gimana?" tanya Maura lalu Alka melangkah mendekati Maura dan tangannya langsung melingkar di pinggangnya.

"Kita samperin lagi ke rumahnya" jawab Alka

"Akhirnya hari ini Nyonya Wijaya mau wisuda. Jadi, mau kado apa dari suami?" goda Alka dan tiba-tiba pipi Maura bersemu merah

"Gue boleh minta apa aja?" tanya Maura

"Apapun buat istri gue!" jawab Alka sambil tersenyum

"Boleh gak minta tulip ungu?" tanya Maura membuat tangan Alka yang berada di pinggang Maura kini mulai merenggang.

"Kenapa?"

"Gue mau buket tulip ungu dari lo" jawab Maura memperjelas lalu tangan Alka terlepas dari pinggang Maura.

Alka menatap manik mata Maura dengan lekat. "Lo gak akan ninggalin gue kan?."

Maura tersenyum tipis. "Kalo gue ninggalin lo hari ini, lo gapapa?."

"Lo yakin tanya gue gapapa?" tanya Alka sambil tersenyum hambar

"Jawaban pastinya gue gak baik-baik aja, Ra! Kalo lo ninggalin gue ya pasti gue rasanya mau mati!"

"Bang..." panggil Maura

"Kali ini gue ada di posisi paling rumit yang pernah gue rasain. Bunda gak restuin pernikahan kita, dan gue juga masih mikirin Kafa" jujur Maura

"Jadi, lo akan milih Kafa hari ini? Lo jahat banget sumpah, Ra! Harusnya lo gak ngasih gue harapan kalo ujungnya lo gak akan sama gue!" ucap Alka menahan air matanya.

"Lo pernah bilang kan, kalo kebahagiaan gue juga akan jadi kebahagiaan lo?!" tanya Maura tajam

"Gue boleh egois gak sih?" tanya Alka mulai melemas.

"Bang please ngertiin posisi gue! Gue gak mau kehilangan Bunda cuma gara-gara pernikahan kita" lirih Maura

"Dan gue gak mau kehilangan lo cuma gara-gara KAFA!" ucap Alka tajam

MAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang