BAB 53 - Perhatian Kecil

1.8K 308 50
                                    

Hollaaa readers
Welcome to part 53✨
Yeayyy!

Apa kabar hari ini?
Baik kan?
Hati apa kabar?
SIAPKAN HATI terlebih dahulu yap!

Don't forget to vote, please!
Vote and comment 🤍

Maka, kisah ini terus berlanjut.

Happy Reading ❤️
Happy Birthday ❤️
Have a nice day ❤️

ENJOY YOUR LIFE
BOOM!!!
.
.
.

Tatapan teduh dari mata Alka bertemu dengan tatapan yang sulit di artikan dari manik mata Bunda. Meski jauh di lubuk hatinya, Alka merasa takut ketika bertatapan langsung dengan Bunda. Namun, hari ini Alka menguatkan dirinya untuk berani menghadapi apapun yang akan Bunda lakukan padanya. Nyeri dalam hati Alka semakin terasa sakit saat ia mengalihkan tatapannya kearah Maura yang tengah menandatangani surat penerimaan wasiat. Alka tersenyum hambar menyadari bahwa satu langkah lagi setelah ini, ia akan melepas sekaligus kehilangan Maura untuk selama-lamanya. Yang Alka percaya hanya satu hal, bahwa kebahagiaan Maura akan menjadi kebahagiaannya juga.

Haris menyenggol lengan Alka membuat Alka tersadar dari pikiran kacaunya.

"Iya Om?" lirih Alka

"Fokus!" tegur Haris

"Baik, uang tunai sebesar 5 miliar resmi masuk ke rekening Bu Maura" jelas Haris dan Maura langsung membeku mendengar panggilan Haris padanya yang berubah dalam hitungan detik.

"Secepat itu?" tanya Ayah

"Karena Bu Maura sudah menandatangani surat wasiatnya maka segala hal yang tertera dalam wasiat resmi mulai detik ini juga!" jelas Haris

"Akh!" rintih Alka merasa sesak di dadanya.

"You okay?" bisik Haris menatap Alka yang tengah menunduk. Alka menganggukkan kepalanya kecil sebagai jawaban.

"Saya langsung lanjut?" tanya Haris menatap semua orang.

"Boleh gak kalo gue cabut dari sini?" izin Bara tiba-tiba

"Kenapa, Bang?" tanya Maura cepat

"Lo yang mau cerai, tapi gue yang sakit liat Alka!" jawab Bara to the point membuat Maura bungkam.

"Silahkan di lanjut!" titah Bunda

"Bun?" panggil Ayah lembut dan Bunda tersenyum.

Haris membuka dokumen yang berisi surat perceraian lalu meletakkan di tengah-tengah meja. Tangan Alka bergetar seketika dan matanya berkaca-kaca. Alka mengalihkan pandangan menatap kearah lain agar matanya tak menatap kearah surat perceraiannya.

"Akh!" rintih Alka lagi memegang dadanya membuat semua orang menatap kearahnya.

"Al?" panggil Bara dan Alka tersenyum.

Haris mengusap punggung Alka seolah menguatkan lalu tangan Haris terulur menepuk bahu Alka. "Kamu kuat, Al!."

GAK! GUE GAK KUAT!. Batin Alka lantang

"Alka gapapa?" tanya Ayah

"Gapapa, Om" jawab Alka gugup

MAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang