BAB 59 - Luapan Amarah

2K 301 34
                                        

Haiii readers
Welcome to part 59✨
Ya ampun sejauh ini kisah MAKA🥺

Love u readers
Kalian hebat❤️

Don't forget to vote, please!
Vote and comment 🤍

Maka, kisah ini terus berlanjut.

Happy Reading ❤️
Happy Birthday ❤️
Have a nice day ❤️

ENJOY YOUR LIFE
BOOM!!!
.
.
.

Meja makan pagi ini terasa sangat menegangkan dan hening, sejak kejadian semalam Maura mengabaikan Alka. Dan yang membuat Maura lebih sakit hati adalah Alka yang terlihat biasa saja seolah tak terjadi apapun. Maura berusaha untuk tetap menahan air matanya karena beberapa pelayan berbaris rapi mengelilingi meja makan. Nafsu makannya menghilang begitu saja hanya karena pikirannya masih mengingat jelas ucapan menyakitkan yang keluar dari mulut Alka.

"Mbak..." panggil Maura pada pelayan

Satu pelayan mendekati Maura. "Iya Nyonya?."

"Tolong buatin saya jus mangga ya" ucap Maura

"Baik, Nyonya!."

Maura menatap makanan yang ada di piringnya dengan malas, dengan perlahan matanya menatap kearah Alka yang tengah menghabiskan sarapan dengan lahap.

Emang brengsek. Batin Maura

"Silakan, Nyonya" ucap pelayan menyajikan segelas jus mangga di meja.

"Terima kasih" jawab Maura

Alka beranjak dari duduknya lalu melangkah pergi begitu saja tanpa pamit keluar dari rumah. Bibir Maura membentuk senyuman tipis saat melihat punggung Alka yang semakin menjauh.

"Jahat banget" lirih Maura

"Silakan di bereskan" titah Maura

"Maaf, tapi Nyonya belum sarapan" jawab pelayan

"Saya belum mau sarapan" jawab Maura sambil beranjak dari duduknya.

Maura melangkah memasuki lift dengan langkah gontainya, lalu ia bersandar di lift dengan air mata yang mengalir tanpa isakan. Tangan Maura menekan tombol lift dengan asal.

Ting!

Maura terkejut saat pintu lift terbuka di lantai dua, meski ragu akhirnya Maura melangkah perlahan keluar dari lift dan menginjakkan kakinya di lantai dua yang begitu gelap. Tangan Maura berpegangan pada dinding dan meraba tombol lampu utama.

"Mana sih?" ujar Maura mulai panik karena tak kunjung menemukan tombol lampu utama.

"INI DIA!" pekik Maura menekan tombol lampu utama dan cahaya langsung memenuhi ruangan.

Maura melongo takjub dengan desain lantai dua yang sangat mewah dan bersih. Kaki Maura mulai bergerak kedepan karena rasa penasarannya dengan beberapa ruangan.

"Gue yakin lantai dua gak pernah ada yang masuk" gumam Maura tiba-tiba

Maura duduk di ruang keluarga yang ada di lantai dua lalu ia memandang kearah foto keluarga yang terpanjang di dinding. Maura terkekeh pelan karena raut wajah Alka yang terlihat sangat tegang berada di antara Mama dan Papa.

Maura berlari kearah balkon lantai dua saat mendengar suara mobil, air matanya kembali menetes saat melihat mobil Alka keluar kencang dari area rumah.

"Gue di tinggalin?" tanya Maura pada dirinya sendiri

MAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang