BAB 48 - Pulang

1.7K 319 59
                                    

Hollaaa
Welcome to part 48✨
Asikkkk

Don't forget to vote, please!
Vote and comment

Hatinya di siapin dulu
Jangan lupa wkwk

Maka, kisah ini terus berlanjut.

Happy Reading ❤️
Happy Birthday ❤️
Have a nice day ❤️

ENJOY YOUR LIFE
BOOM!!!
.
.
.

Alka mengembuskan napasnya panjang saat kakinya melangkah keluar dari kediaman keluarga Maura. Mata Alka terpejam, lalu ia merogoh sakunya mengambil kunci mobilnya. Ada perasaan tak ikhlas untuk melepas Maura, namun sekuat hati Alka berusaha untuk tetap kuat menghadapi masalahnya kali ini.

"Ya ya dan ya gue selalu di takdirkan untuk sedih" gumam Alka menertawakan diri sendiri.

"Gue hanya di takdirkan bahagia sebentar dengan perempuan, lalu seperti biasa perempuan itu pergi dengan yang lain untuk kebahagiaannya" lanjut Alka semakin tertawa tragis.

Alka menekan tombol untuk membuka pintu mobilnya, lalu tiba-tiba ia menoleh sejenak tepat kearah pintu rumah seolah menanti dan berharap Maura mengejarnya.

"Lo gak perlu berharap, Al" lirih Alka menyadarkan dirinya.

Alka membuka bagasinya, lalu ia menatap setangkai tulip ungu yang sudah ia siapkan. Alka memetik tulip ungu yang ada di taman milik Mamanya.

"Ma, maaf Alka ambil tulipnya gak izin. Kalo Mama mau jual mobil Alka sebagai gantinya Alka ikhlas" lirih Alka lalu meraih setangkai tulip ungu tersebut.

"Ma, bantuin Alka lepasin Maura ya. Maura jadi istri Alka karena tulip ini dan sekarang Alka mau lepas Maura juga karena tulip ini" lirih Alka meneteskan air matanya lalu dengan cepat ia mengusapnya.

"Ma Pa, maafin Alka yang gagal mempertahankan pernikahan Alka sama Maura" lirih Alka lalu melangkah ke teras.

Alka menghirup aroma tulip ungu dengan dalam, lalu mengembuskan napasnya perlahan. Alka juga mengecup sekilas tulip ungu tersebut.

"Ma ayo lepasin Maura bareng-bareng" lirih Alka seolah ia merasa ada sosok Mamanya yang menguatkannya.

"Alka emang brengsek, Pa" lanjut Alka lalu ia berjongkok di teras rumah keluarga Maura.

"Semoga bahagia, Nyonya Wijaya" ucap Alka sambil meneteskan air matanya saat ia meletakkan setangkai tulip ungu di lantai.

Alka segera berlari memasuki mobilnya dan menangis sepenuhnya, Alka menghidupkan mobilnya dan melajukan dengan cepat keluar dari gerbang.

"BANGSAT!" maki Alka sambil memukul stir mobilnya dengan keras.

Alka mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi bahkan ia terus menekan klakson seolah meminta jalan. Alka menyeka air matanya lalu memejamkan matanya sejenak.

"Gue pengin benci lo, Ra" lirih Alka lalu kembali menginjak gas membuat mobil semakin melaju dengan cepat. Alka menekan layar monitor di mobil yang menghubungkan dengan sambungan telepon.

"Halo, Pak Alka. Ada yang bisa saya bantu?" sahut Syella

"Temui saya di bandara sekarang, Syel!" jawab Alka singkat lalu mematikan sambungan telepon.

Tujuan Alka kali ini adalah bandara, ntah kemanapun selanjutnya yang pasti Alka tidak ingin bertemu lagi dengan Maura. Alka memarkirkan mobilnya asal, lalu mengenakan kacamata hitamnya untuk menutupi matanya yang terlihat sayup. Alka melangkah memasuki bandara dan duduk di ruang tunggu menanti kedatangan sekertaris pribadinya.

MAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang