BAB 29 - Gagal?

1.5K 268 25
                                    

Hollaaaa readers
Welcome di part 29✨

Gimana hatinya?
Siap baca part ini?
Udah yakin belum?
Wkwk🤣

SIAPKAN HATI 🔥

Udah vote belum?
Kalo belum vote dulu yuk ❤️
Love you!

Maka, kisah ini terus berlanjut.

Happy Reading ❤️
Happy Birthday ❤️
Have a nice day ❤️

ENJOY YOUR LIFE
BOOM!!!
.
.
.

Maura membuka matanya perlahan dan matanya langsung menangkap sosok Alka yang berbaring di sebelahnya dan menghadap ke Maura. Setelah kejadian semalam, keputusan Maura telah bulat untuk memenuhi permintaan Alka selama satu minggu, Maura berharap hidup Alka juga tetap baik-baik saja meski pada akhirnya Maura akan pergi. Tangan Maura terulur menyentuh pipi Alka lalu berpindah menuju hidung Alka, bekas memar masih tercetak samar di wajah Alka.

"Maaf" lirih Maura lalu menggeser tubuhnya hingga jarak antara keduanya begitu dekat. Perlahan Alka membuka matanya dan Maura langsung tersenyum.

"Pagi" sapa Maura membuat Alka tersenyum

CUP

Maura mengecup kening Alka membuat mata Alka langsung terbuka dengan sempurna karena ini pertama kalinya Maura mengecup kening Alka.

"Siap-siap ke kantor gih" titah Maura lembut

Tangan Alka terulur menyentuh rambut Maura, lalu menyelipkan anak rambut Maura di telinganya. Alka tersenyum lalu mendekat kearah Maura.

CUP

Alka mengecup kening Maura dengan lembut sambil memejamkan matanya.

"Pagi juga, istri" jawab Alka lalu beranjak dari tidurnya dan langsung melangkah menuju kamar mandi. Maura menatap punggung Alka yang semakin menjauh.

"Gue gak akan nyakitin perasaan lo selama satu minggu, dan gue akan ninggalin kebahagiaan di rumah ini" lirih Maura.

Tepat pukul 06.32 WIB, keduanya sudah siap dengan setelan jasnya masing-masing. Maura tengah mengikat rambutnya dengan asal lalu mengenakan heelsnya.

"Udah?" tanya Alka dan Maura mengangguk

Alka melangkah lebih dahulu membuat Maura terkejut lalu buru-buru menyambar tasnya dan berlari mengejar Alka. Maura langsung melingkarkan tangannya di lengan Alka agar melangkah bersamaan.

"Tungguin gue kek!" sindir Maura to the point dan Alka hanya terdiam.

Keduanya memasuki lift, Alka menatap Maura yang terlihat biasa saja. Padahal mati-matian Alka berusaha menahan rasa tidak relanya jika perempuan yang di sampingnya ini akan meninggalkan ia pergi.

Ting!

Pintu lift terbuka, dan seperti biasa para pelayan sudah berbaris menyambut keduanya.

"Selamat pagi Tuan Alka dan Nyonya Maura"

"PAGI!" jawab Maura bersemangat dan Alka hanya diam seperti biasanya.

Tringgg...

Ponsel Maura berdering, dan Alka langsung menatap kearah layar ponsel Maura yang tergeletak di meja.

MAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang