BAB 1 - Maura

9.4K 355 71
                                    

Hai readers✨
Selamat datang di cerita kedua aku❤️
Berharap segala imajinasi aku memberi makna untuk kalian semua yang membaca.

Boleh comment di sini, untuk pendatang baru di hari apapun itu dan di tanggal berapapun itu. Silahkan say hallo di sini ya.

Awal yang baik, kita bikin nama panggilan yuk. Kalian mau aku panggil apa? Dan kalian mau panggil aku apa? Comment ya❤️

Happy Birthday untuk siapapun yang berulang tahun ketika baru membaca cerita ini. Comment bagi yang berulang tahun ketika tengah membaca MAKA.

HAPPY READING ❤️
Jangan lupa bahagia

ENJOY YOUR LIFE!
BOOM!!!
.
.
.

Alzillya Maura Pranita, gadis itu tengah duduk dengan kedua kaki yang naik keatas kursi dan matanya fokus menatap kearah layar PC tak lupa jemarinya bergerak aktif dan cepat di atas keyboard.

"SIAL KALAH LAGI GUE!" makinya dengan emosi.

"FUCK LO!" ucap Maura sambil mengacungkan jari tengahnya di depan layar PCnya. Maura menaikkan kedua kakinya keatas meja lalu menekannya, membuat kursinya terdorong ke belakang.

"Lah udah jam setengah 7" gumam Maura saat matanya menatap kearah jam dinding di kamarnya. Maura tergesa-gesa berlari kearah walk in closetnya lalu mengganti pakaiannya dengan rok selutut di padukan dengan kemeja crop.

"Gila, cakep banget gue!" ucap Maura dengan bangganya saat melihat pantulan dirinya di cermin. Maura mengambil sepatu heelsnya lalu mengikat rambutnya menyisihkan beberapa agar terlihat lebih santai.

"Cantik sih tapi sayang masih jomblo" gumam Maura seolah meratapi nasibnya.

"Eh gue sebenernya gak jomblo! Kan yang suka gue banyak, Abang gue aja yang larang gue mulu gak seru!"

Maura menghela napasnya panjang lalu membuka pintu kamarnya dan menuruni tangga dengan perlahan, terlihat kedua orangtuanya tengah sarapan.

"PAGI AYAH BUNDA!"

"Pagi" jawab Ayah Maura—Ahmad Sayudin.

"Sarapan dulu!" titah Bunda Maura—Mila Fatimah.

"Berdoa dulu!" tegur Ayah saat melihat Maura yang hampir mengarahkan sendoknya ke mulut tanpa berdoa terlebih dahulu.

"Eh iya" ucap Maura cengengesan

"Maura kebiasaan ya!" tegur Bunda dan Maura hanya bisa menampilkan deretan gigi putihnya.

"Kamu kuliah hari ini?" tanya Ayah dan Maura mengangguk.

Setelah sarapan selesai, Maura dengan cepat meminum segelas air putih lalu beranjak dari duduknya.

"Maura berangkat" pamit Maura mencium punggung tangan Ayah dan Bunda.

"Hati-hati!" ucap Bunda

"Iya siap!"

MAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang