BAB 62 - Hak Kepemilikan

2.2K 310 50
                                    

Hollaaa readers
Welcome to part 62 ✨
Jauh sekali wkwkw

Gimana kabarnya?
Hatinya apa kabar?
Semoga baik yap 💓

Don't forget to vote, please!
Vote and comment 🤍

Happy Reading ❤️
Happy Birthday ❤️
Have a nice day ❤️

ENJOY YOUR LIFE
BOOM!!!
.
.
.

"Nyesel gue..."

Daritadi Maura terus bergumam menyesali keputusannya yang memberi Alka izin untuk pergi ke kantor. Maura terus berguling-guling di ranjang menanti kepulangan Alka.

"ARGHHH!!!" jerit Maura lalu beranjak dari tempat tidur.

Maura melangkah menuju pintu keluar, namun tiba-tiba telinganya mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat.

"Sial!" maki Maura langsung berlari melompat ke ranjang lalu menarik selimut hingga menutupi lehernya.

Ceklek...

Terdengar pintu terbuka membuat mata Maura terpejam dengan senatural mungkin seperti orang yang sudah terlelap lama. Maura bisa merasakan Alka yang kini duduk tepat di sisi ranjang.

"Gue pulang" bisik Alka tepat di telinga Maura

"Maaf telat" lanjut Alka

CUP

CUP

CUP

Alka mengecup lembut kening Maura sebanyak tiga kali, lalu membelai rambutnya.

"Selamat tidur istri" bisik Alka.

Maura membuka matanya perlahan setelah memastikan Alka memasuki kamar mandi.

"Pokoknya gue kesel!" gumam Maura memilih untuk kembali pura-pura tidur.

Alka keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Langkah Alka tak langsung menuju walk in closet, ia memilih kembali duduk di sisi ranjang sembari menatap wajah Maura.

"Ngapain sih, Ra?" goda Alka seolah menyadari.

Maura berusaha menahan kegugupannya saat napas Alka menerpa wajahnya dan buliran air dari rambut Alka menetes mengenai wajahnya.

Tahan Maura, jangan goyah. Batin Maura meyakinkan dirinya.

"Suami pulang malah di tinggal tidur" goda Alka

CUP

Alka mengecup lembut pipi Maura

"Oh beneran udah tidur ya?" ledek Alka meniup telinga Maura membuat Maura langsung terusik.

"Bisa diem gak?!" sinis Maura tanpa membuka matanya.

Alka terkekeh. "Enggak."

"Bangun dulu sayang" titah Alka

Maura menyibak selimut lalu duduk tepat di hadapan Alka.

MAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang