MAKA

BAB 16 - Sosok Terbaik

Yuhu, hai readers ✨
Salam sayang dari Author untuk semua readers MAKA ❤️

Vote dulu sebelum baca❤️
Love buat yang udah vote ataupun belum ❤️

Happy Reading ❤️
Happy Birthday ❤️
Have a day ❤️

ENJOY YOUR LIFE
BOOM!!!
.
.
.

Yang di namakan dengan sosok terbaik adalah ketika kamu memiliki kesalahan besar, namun dia tetap mau merangkulmu tanpa syarat.—Kafalio Yuga Praharsta

Maura tengah menangis dalam dekapan erat sang Ayah, seharian ini Maura terus menangis tanpa henti. Dalam hatinya masih berharap kepada sang Maha Kuasa untuk menjadikan apa yang telah terjadi menjadi sebuah mimpi buruk.

"Anak Ayah kok nangis lagi?" tanya Ayah berusaha untuk tetap kuat.

Maura hanya terisak pilu, menahan segala sakit yang ia rasakan saat ini. Bahkan, rasanya Maura ingin mengakhiri hidupnya daripada menyiksa kedua orangtuanya dengan kehancuran hidupnya.

"Maura" panggil Ayah dan Maura masih terdiam.

"Jadi istri yang nurut sama suami ya, jangan nakal lagi. Maura udah bukan anak kecil sekarang udah jadi istri, gak boleh ngrepotin keluarga Alka juga" ucap Ayah

"Maura harus tetep banggain Ayah sama Bunda dengan nurut sama Alka. Tanggung jawab Ayah udah pindah ke Alka, sekarang kalo Maura salah berarti Alka udah boleh marahin kamu. Dan Ayah gak akan larang Alka buat marahin kamu, mau gimanapun status Alka udah jadi suami dari anak Ayah" lanjut Ayah

"Ayah maafin Maura ya" ucap Maura

"Maura daritadi minta maaf terus, kan Ayah udah bilang kalo semua ini gapapa. Harus ikhlas sama rencana Allah" ucap Ayah

"Maura" panggil Mama dan Maura hanya diam

"Orangtua Alka udah jadi orangtua Maura juga. Jadi, Maura harus sopan inget ya Ayah selalu ngajarin Maura buat sopan ke orang yang lebih tua tanpa pandang derajat, pangkat, status, dan harta" ucap Ayah mulai meneteskan air matanya.

"Ayah ikhlas lepasin Maura buat jadi istri Alka. Insyaallah Ayah restuin pernikahan kamu sama Alka" ucap Ayah

"Bunda hiks hiks hiks"

"Bener kata Abang, kalo Bunda cuma butuh waktu. Bunda gak mungkin benci putri kesayangan yang selalu teriak-teriak. Bunda cuma kaget aja, nanti biar Ayah sama Abang yang urus" ucap Ayah lalu menangkup wajah Maura dan menghapus air matanya.

"Jangan nangis lagi putri kesayangan Ayah" ucap Ayah lalu mengecup kening Maura.

"Maura, kita pulang ya?" ajak Mama

"Maura udah di rumah, Tante" jawab Maura polos dan tiba-tiba Ayah terisak seolah tak sanggup membiarkan putrinya pergi.

"Ayah jangan nangis" ucap Maura

"Dek, lo udah nikah sama Alka. Jadi, lo harus ikut ke keluarga Alka" ucap Bara lembut

"ANJING!" maki Maura spontan

"MAURA!" tegur Ayah dan Maura langsung membungkam mulutnya.

"Ini handphone lo, daritadi Kafa nelepon lo mulu. Gue gak angkat, karena gue tau lo sendiri yang akan jelasin semuanya ke Kafa" ucap Bara dan Maura bergetar.