BAB 31 - Mimpi Panjang

1.6K 276 70
                                    

Hollaaaa readers
Welcome di part 31 ✨

Udah siap kan hatinya?
Aman kan?

Semoga kisah ini selalu ada maknanya untuk readers dimanapun kalian berada ❤️

Udah vote belum?
Kalo belum vote dulu yuk
Love you ❤️

Happy Reading ❤️
Happy Birthday ❤️
Have a nice day ❤️

ENJOY YOUR LIFE
BOOM!!!
.
.
.

Maura menggigit kuku jemarinya dengan raut wajah yang begitu khawatir, daritadi Maura terus melangkah bolak balik di depan ruangan Alka yang tak kunjung terbuka. Maura memilih menetap menunggu dokter keluar dari ruangan Alka daripada mengejar sosok Kafa yang berlari ntah kemana.

"Gue takut banget" lirih Maura dan air matanya kembali mengalir.

"Ya Allah, Maura bingung harus milih siapa" lirih Maura tiba-tiba

Maura melangkah duduk di kursi tunggu, rasa sakit di kepalanya tak lagi Maura hiraukan karena di pikirannya saat ini hanya memikirkan nyawa Alka. Maura menatap pakaiannya yang penuh noda darah Alka lalu ia menjerit.

"ARGHHHH!!!" jerit Maura sambil menarik rambutnya asal.

Ceklek...

Bunyi suara pintu terbuka membuat Maura langsung beranjak dari duduknya dan berlari kearah dokter.

"DOK BAGAIMANA?!" tanya Maura langsung

"Wali pasien?" tanya Dokter

"Saya, dok!"

"Ibu siapanya pasien?" tanya Dokter memastikan

"Saya istrinya!" jawab Maura lantang dan Dokter tersenyum tipis.

"Pasien mengalami beberapa luka dalam, terlebih lagi pasien kekurangan banyak darah hingga kini kondisi pasien dalam masa kritis" ucap Dokter dan Maura langsung terhuyung kebelakang untung saja suster dengan sigap memegangi tubuh Maura.

"Ibu gapapa?" tanya Suster lembut

"Dok kemungkinan paling negatif apa?" tanya Maura

"Kematian" jawab Dokter

DEG

Bagai di sambar petir, tubuh Maura langsung lemas seketika dan air matanya mengalir dengan deras. Jantung Maura berpacu lebih cepat memikirkan sisi negatif dari kondisi Alka.

"Dokter bercanda kan?" tanya Maura tak percaya

"Jantung pasien saat ini lemah karena pukulan tepat mengenai jantung pasien. Dan ada beberapa cedera di bagian kepala pasien termasuk otak karena benturan yang tergolong keras" jelas Dokter

"Saat ini kami hanya bisa menunggu perkembangan pasien, kami tidak bisa mengambil tindakan untuk operasi karena kondisi pasien sangat kritis" jelas Dokter

"ARGHHH!!!" jerit Maura langsung.

"Ibu yang sabar" ucap Suster menenangkan Maura.

"Dok saya boleh masuk kan?" tanya Maura

"Untuk saat ini lebih baik ibu menenangkan kondisi ibu terlebih dahulu" ucap Dokter

"DOK SAYA MOHON SAYA HARUS MASUK!" bentak Maura dan Dokter langsung menatap suster.

MAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang