mereka sampai di puncak ketika jam menunjukkan pukul dua malam.
Tidak ada hal yang menakutkan saat mereka naik, entah jika mereka hanya menyimpannya dalam hati agar tidak kelepasan berbicara di gunung yang konon katanya tidak boleh.
Yang pertama kali bangun adalah kenan, pria tampan yang mendapat julukan anak tunggal kaya raya itu terbangun ketika jam empat malam. Dia tidak terbiasa tidur selain di rumah, itu akan membuatnya terbangun dan tidak akan lagi bisa tidur.
Akhirnya kenan memilih untuk keluar dari tenda setelah memastikan ketiganya masih tertidur begitu lelap.
Udara dingin pegunungan menyambut dirinya, Kenan segera menghangatkan Tubuhnya dengan cara memasukkan kedua tangannya pada saku jaket miliknya sebelum melangkah menuju api unggun yang sudah akan padam. Noah membakar kayu lagi di atas bara api, membiarkan nyala api menghangatkan tubuhnya sekalian menemani dirinya.
Tidak ada orang yang terbangun pukul empat, mereka semua sepertinya masih tertidur. Terlihat dari tenda mereka yang masih tertutup rapat.
Noah membuat coklat hangat yang menjadi temannya kemudian mengambil kursi lipat. Mendudukan dirinya kemudian menatap luas ke arah hamparan hutan yang gelap. Tidak ada penerangan layaknya tempatnya tinggal. Ini benar-benar healing baginya. Dia bisa menyegarkan pikirannya yang benar benar lelah belakangan. Tugas benar-benar menyita waktunya, apalagi pekerjaan di kantor juga sedang menumpuk. Ide Jemi tidak buruk juga, ternyata.
Dengan menggenggam cangkir berisi coklat hangat, Kenan menerawang. Mengintrospeksi dirnya karena belakangan, dia merasa aneh dengan dirinya sendirian.
Kenan merasa kesepian.
tidak, bukan karena dia tidak punya saudara (walau itu benar juga). Tapi Kenan merasa lelah dengan kehidupannya yang begitu monoton. Kuliah-kerja-tidur, seperti itu saja. Dia bahkan tidak punya waktu untuk berkencan. Tidak. Kenan sudah tidak lagi sendiri. Jadi diharapkan bagi wanita yang mengharapkan Kenan, Kenan sudah tidak lagi sendiri sejak tiga tahun belakangan.
Kenan mengencani seorang manajer di sebuah bank yang cukup terkenal. Wanita yang sekarang tengah sibuk-sibuknya merintis karir membuat hubungan mereka berdua sedang renggang. Kenan yang sibuk menyelesaikan studinya, dan kekasihnya sedang gila-gilanya bekerja.
tidak, Kenan tidak menyalahkan kekasihnya. Tidak. Wajar jika kekasihnya sedang senang bekerja. Kekasihnya menempuh pendidikan susah susah, dan sekarang dia harusnya menikmati pekerjaannya. Kenan hanya mempertanyakan dirinya sendiri. Ada apa dengan dia?
rasanya kosong.
Kenan merindukan kekasihnya, rindu tentu saja walau dia beberapa kali tidur di apartemen gadis cantik pujaan nya. Membantu memijat jemari sang putri cantik karena mengeluh jarinya lelah karena terlalu lama mengetik. Serta menyanyikan lagu tidur, memastikan pujaannya terlelap dengan nyaman.
Kekasihnya, Amelia, pun nampak sama dengannya. Menyempatkan di sela sela makan siangnya mengantarkan Kenan menuju bandara walau berakhir pulang ke kantor dengan tergesa-gesa karena terlambat. Amelia sangat menyayangi pria tampan ini.
Kalau kata Mark, papinya, Kenan berada di fase bosan. Katanya begitu. Wajar dalam suatu hubungan. Papinya juga pernah padahal sudah menikah. Dan papinya juga mengatakan agar Kenan berbicara dengan Amelia.
Akhirnya kemarin, dia menceritakan apa yang ia rasakan ke Amelia. Amelia memaklumi. Mereka berdua meminta untuk break. Mengistirahatkan sejenak keduanya. Karena Kenan tidak bisa menjamin kebahagiaan Amelia saat dia saja merasakan yang seperti ini. Amelia mengiyakan asal jika sampai dua Minggu perasaan nya tidak kunjung kembali, mereka memilih untuk berakhir. Well, cinta Kenan memang sedikit diujung tanduk sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Familia
Fanfiction-Diamante universe- [Please read Diamante and Royals before you read this story] Ketika keluarga sudah kembali utuh, rasa bersalah sudah menghilang dari kalbu, apakah hidup mereka akan baik baik saja? "Kalian bertiga akan aman dengan papa. Papa ber...