familia-kenan

691 102 4
                                    

Happy reading!

"malam pak, Kenan" sapa seorang wanita berusia lima tahun lebih tua dari Kenan saat Kenan berada di dalam lift yang akan ia gunakan untuk menuju ruangannya di lantai delapan belas.

Kenan membalas nya dengan tersenyum dan menggeser kan badannya hingga ujung, membiarkan mereka masuk ke dalam lift.
"malam, kalian belum pulang?" tanya Kenan.

"belum, pak. Tuan besar meminta sesuatu untuk rapat besok" Tuan besar yang dimaksud adalah paman Kenan, jaehyun, yang diusianya masih memegang pimpinan di AnD group karena Kenzo masih enggan. Kenzo lebih memilih memperluas cabang AnD ke mancanegara. Membangun dari awal perusahaan ini dengan caranya sendiri. Tapi tetap, walau jaehyun yang memimpin, pemilik saham tertinggi ada pada Kenzo.

"ah, saya mengerti" ujar Kenan mengangguk. Ia kemudian membaca pesan dari Jemi yang mengatakan Jemi minta izin untuk tidur di apartemen miliknya yang berada di luar kota. Jemi sepertinya ada tugas lapangan dan rumahnya tentu saja jauh dari rumah. Kenan mengiyakan. Memberikan password apartemen miliknya kepada adik sepupunya.

"mari, pak" Kenan hanya menganggukkan kepalanya. Ia kemudian keluar dari lift paling terakhir menuju ruangannya yang berada di tempat paling ujung.

Kenan mendengus kesal, ia benar benar pusing melihat tumpukan pekerjaan yang memang harus ia selesaikan. Belakangan ini, hobi Kenan adalah menghabiskan waktu menonton film hingga akhirnya menunda pekerjaan dan berakhir seperti ini, menumpuk.

Kenan melakukan peregangan sekilas kemudian megambil kopi kalengan yang berada di kulkas miliknya untuk menemani dirinya lembur.

"halo mami" ujar Kenan saat Mina meneleponnya. Kenan membuka kaleng kopi yang berada di genggamannya kemudian meminumnya dengan tangn kiri sementara tangan kanannya.

"Kamu pulang telat, nak?" Tanya Mina. Kenan melirik jam, pukul tujuh malam.

"iya mi, Kenan lembur. Mami ngga usah masakin buat Kenan. Buat papi aja. Kenan juga paling tidur di apartemen kalau pulangnya udah malem banget. Takut kenapa napa di jalan" ujar Kenan.

"Mami udah masak cumi kesukaan kamu, mami kirim ke kantor aja ya? Kamu pasti lupa makan malam. Apalagi mau hujan deras begini. Pasti kamu lupa" Kenan melirik ke arah kaca besar di ruangannya. Benar saja. Ia baru sadar kalau sedari tadi petir menyambar.

"tapi udah malem, mami" ujar Kenan tidak tega jika Mina yang mengantar makanan kepada dirinya di malam hari seperti ini.

"Mami minta supir, tenang aja. Mami ngga bisa keluar soalnya papi kamu lagi pulang" ujar Mina.

"ya udah boleh, mi. Porsinya dibanyakin ya. Biar Kenan semangat kerjanya. Ah iya, mami kue bolen yang mami buat masih kan ya? Kirim itu juga dong mi. Kenan kepengen" Mina diujung telepon tertawa mendengar permintaan putra semata wayangnya.

"oke, apalagi? Jus buah mau? Mami buatin sekalian"

"boleh mi, ada semangka kan? Buat itu aja daripada mami repot beli buah lagi. Minta pak supirnya jangan terlalu lama. Kenan nya udah kelaperan waktu denger cumi" Mina tertawa lagi. Kenan hanya tersenyum. Rasanya menenangkan sekali mendengar maminya, wanita nomor satu di hidupnya, tertawa senang.

"Siap, bapak manajer. Nih papi udah pulang. Mau ngomong sama papi?"

"ngga usah mi, bosen Kenan kemana mana ketemunya sama papi terus" terdengar suara tawa renyah Mark dari telepon.

"Kenan, pulang jam berapa?" Ujar Mark tiba tiba, sepertinya maminya sedang menuju dapur.

"ngga tau, Pi. Mungkin malem banget. Jadi kayanya Kenan bakal tidur di apartemen aja. Kejauhan kalau pulang ke rumah. Keburu cape" Mark hanya ber-oh-ria di ujung telepon.

FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang