di kediaman Jeno dan yeji, suasana nampak sangat kacau. Yeji masih belum mau keluar dari kamar dan menangis sepanjang hari dengan ditemani Mina yang berada di sisinya.
Semua saudara Jeno memilih untuk menginap sementara di rumah besar ini. Memastikan agar yeji baik baik sementara Jeno menyusul Athena.
Namun nyatanya yeji tidak baik baik saja.
"ma, makan" Jemi mengusap pelan punggung tangan mamanya yang masih menangis di ranjang nya. Yeji menggelengkan kepalanya. Jangankan untuk makan. Berpikir waras saja sekarang yeji tidak mampu. Pikirannya kacau. Semua pikiran buruk benar benar menyerang kepalanya.
Athena nya apakah dia akan baik baik saja di sana? Apakah Athena nya akan pulang? Bagaimana dengan gaun yang telah yeji buat di pernikahan putrinya?
Semuanya berputar putar di kepalanya.
"Makan dulu, yeji" jaehyun yang sedari tadi berdiri di pintu menegur yeji yang melamun padahal Jemi ada di sampingnya. Ia juga langsung datang kesini saat mendengar berita buruk ini.
"ma, papa sama Noah lagi disana. Mama tenang aja. Mama makan ya" Jemi masih berusaha membujuk mamanya untuk makan. Padahal hari sudah mulai malam. Hari ini tepat tujuh hari selepas berita insiden pesawat terbang terjadi, namun keluarga yeji masih tidak mendapatkan info apapun dari pihak penolong. Termasuk dari papanya.
"Kamu makan bang, biar Tante yang nyuapin mama kamu" ujar Mina sambil mengusap keponakannya yang juga belum makan dari siang karena sedari siang dia mencoba menunggu di pusat informasi berharap nama adiknya disebutkan sebagai korban yang ditemukan.
"titip mama ya Tante" ujar Jemi memberikan piring untuk yeji kepada mina. Mina mengangguk.
"Ma, Abang makan dulu ya di dapur. Mama kalau butuh sesuatu, panggil abang aja" ujar Jemi sambil mengusap rambut mamanya. Ia mengecup dahi wanita nomor satu di hidupnya ini.
"nitip mama ya, Tante" ujarnya sebelum beranjak keluar dari kamar yeji.
Suasana rumah yang biasanya sepi sekarang ramai. Bukan ramai bahagia, tapi ramai dengan duka cita. Sungchan tengah menonton televisi guna mendapatkan info terbaru. Mark sibuk dengan laptopnya, karena pekerjaannya tidak bisa ditunda.
"mau kemana bang?" Mark bertanya. Menoleh kepada putra dari adiknya itu. "mau makan, uncle. Dari pagi belum makan"
"oh, itu dibelakang ada aunty rose, coba minta kesana" Jemi hanya menganggukkan kepalanya paham kemudian berjalan menuju dapur dimana rose sedang membuat sesuatu.
"Kenapa bang? Butuh sesuatu?" Rose tersenyum tipis kepada ponakannya yang datang ke dapur.
"Abang mau makan, aunty" jawab Jemi pelan sembari mengelus perutnya. Sejak seminggu belakangan, porsi makannya sangat amat berkurang. Ia hanya makan satu hari sekali dengan hanya bisa mengunyah beberapa suap nasi karena terlalu khawatir dengan sang mama yang masih menatap kosong di kamarnya.
"duduk dulu. Biar aunty hangatkan ayam dan sayurnya" ujar rose yang kemudian dicegah Jemi. "Ngga usah, aunty. Ngga apa apa. Biar Jemi makan yang ini aja. Yang penting Jemi kenyang" ujarnya sambil tersenyum tipis.
"beneran?" Jemi hanya menganggukkan kepalanya. Tangannya bergerak mengambil nasi untuk dirinya.
"Terima kasih aunty" ujarnya pelan saat rose malah memberikan air minum untuknya. Jemi memakan nasinya dengan lahap disampingnya ada rose yang menatapnya dengan seulas senyuman namun air matanya mengalir dari sudut matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Familia
Fanfic-Diamante universe- [Please read Diamante and Royals before you read this story] Ketika keluarga sudah kembali utuh, rasa bersalah sudah menghilang dari kalbu, apakah hidup mereka akan baik baik saja? "Kalian bertiga akan aman dengan papa. Papa ber...