familia-kidnapped

617 108 5
                                    

"sedang apa?" Ujar noah bertanya kepada Olivia yang tengah sibuk di dermaga. Sore hari ini, jadwal Noah untuk lari karena tidak ada pasien yang harus ia tangani.

Alhasil, dia memilih menyusuri pantai demi mencari keringat. Sudah lama sekali dia tidak lari sore. Biasanya sore hari dihabiskan dengan mengobrol bersama warga sekitar.

Olivia yang rambutnya diikat menjadi satu menoleh. Ditangannya terdapat sebuah kotak panjang yang Noah yakini isinya adalah senapan yang merupakan kepunyaan dari wanita cantik di hadapannya. Olivia tersenyum tipis. "Hanya persediaan untuk berjaga jaga" jawabnya sedikit berbohong.

"HK 416 ya?" Ujar Noah tiba tiba. Olivia yang tadi sedang membungkuk berusaha menyembunyikan kotak panjangnya langsung mendongak dan melotot.

"Bagaimana kau bisa tahu?" Noah hanya tersenyum dan mengangkat bahu. "Sudah semua kan? Ayo pulang" ajaknya sambil berjalan meninggalkan Olivia yang masih speechless. Bagaimana seorang warga sipil tahu ini HK 416? apalagi Noah seorang dokter.

"hei, tunggu" Olivia berjalan cepat menyusul Noah yang sudah melangkah dengan tangan masuk ke dalam saku celana panjangnya. Noah menoleh. "Cepat, sebentar lagi malam" ujarnya sambil tertawa dan berjalan kembali.

"tunggu, beritahu padaku bagaimana kau tahu apa yang ada disini?" Olivia menatap mata biru milik Noah. Noah hanya mengangkat alisnya. "hanya tahu" Olivia tentu saja tidak percaya. Bahkan tidak ada merk yang menunjukkan bahwa dia membawa Laras panjang buatan Jerman tersebut. Dia hanya seperti membawa sebuah kotak polos layaknya kotak biasa.


Bagi Noah yang mempunyai papa yang memiliki kebiasaan menembak, ataupun daddy jaemin yang bergerak dalam bidang militer, pistol maupun Laras panjang bukanlah hal yang asing bagi dirinya. Dia bisa melihat logo kecil dari pegangan yang dipegang oleh Olivia.

"katakan padaku, bagaimana kau bisa tahu?" Olivia menghentikan langkahnya. Ia sekarang berhadapan dengan Noah. Telunjuknya terjulur dengan mata menyipit tajam. Noah tersenyum kecil. Ia memegang telunjuk Olivia dan menurunkannya. "Anggap saja aku sering menonton YouTube dan asal menebak tadi"


Tentu saja Olivia tidak langsung percaya. Noah tertawa. "Sudah, aku tidak akan membicarakan nya kepada siapapun. Percayalah padaku" mau tidak mau Olivia berjalan mengikuti Noah. Ia bahkan memajukan bibirnya.

Belum mereka berjalan terlalu jauh, suara teriakan seseorang terdengar dari hutan yang mereka lewati. Langkah keduanya terhenti. "Kau mendengarnya?" Olivia mengangguk.

Noah berlari menuju hutan, Olivia dibelakangnya. Mencoba mencari tahu teriakan siapa yang benar benar terdengar. Tanpa mereka tahu, mereka sudah berjalan terlalu jauh dari jalan menuju desa.

"aku tidak tahu dimana hutan ini. Biarkan aku berjaga-jaga" Noah melirik Olivia. Ia mengangguk pelan.

Olivia lantas membuka kotak yang ia pegang, senapan buatan Jerman sekarang nampak gagah di pegangannya. "kau siap sekali rupanya?" Noah tersenyum meledek saat melihat Olivia memasukkan beberapa peluru ke dalam senapannya serta pada saku celananya. Sementara kotaknya ia sembunyikan di balik semak semak yang tentu saja tidak akan terlihat oleh siapapun.  Olivia mendengus. "Aku disini sedang dilatih untuk hidup karena harus bersiap pergi ke timur tengah nanti" ujarnya berjalan mendahului Noah yang hanya menganggukkan kepalanya.

"tidak terlihat ada kehidupan disini" Olivia bergumam. Insting seorang tentara nya ia pakai. Ia menunduk. Berlutut untuk melihat kontur tanah yang ia injak. "Ada disana" ujarnya layak nya anjing pemburu.

Ia berjalan dengan pelan, senapannya sudah siap untuk ditembakkan jika saja terjadi hal yang tidak diinginkan.

"jangan disana" Olivia menarik Noah agar tidak berjalan terlalu jauh dari dirinya apalagi Noah bisa mengacaukan persembunyian mereka. Noah mendengus. Ia terpaksa harus berlindung di belakang Olivia.

FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang