pesawat Hercules milik angkatan darat akhirnya berhenti setelah delapan jam dalam perjalanan. Pemberhentian terakhir ada di kota paling ujung yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
Namun sayangnya, perjalanan masih belum berakhir. Noah dan tim harus menaiki mobil Jeep guna masuk ke dalam desa dan kondisi jalan pun benar benar tidak bagus. Tidak ada aspal ataupun batuan. Hanya ada tanah dengan kubangan air menggenang yang membuat mereka menyimpan snelli miliknya di koper milik yang lain. Medan perjalanan itu membutuhkan waktu selama dua jam.
Noah menghadap hamparan luas laut dihadapannya, benar benar berbeda dari apa yang ia lihat sebelumnya. Sore sudah hilang, pertanda malam akan datang dan mereka masih berada di dermaga. Menunggu sampan yang akan menjemput mereka. Ada total dua belas orang. Dengan lima dari tim medis dan tujuh dari angkatan darat yang ikut dalam misi ini.
"mau makan, dok?" Olivia menawarkan sepiring nasi yang mereka beli. Noah mengangguk. "boleh, biar aku sendiri yang memesan" ujar Noah sadar diri karena perutnya lapar.
"Jeanette, makan" tegur nya kepada Jeanette yang masih mengangkat ponselnya tinggi tinggi. Mencoba mencari sedikit jaringan pada ponsel nya untuk menghubungi mami nya. Jean menoleh. "iya kak, sebentar lagi"
"makan dulu, Jean. Nanti kelaparan" mau bagaimana pun, Jeanette adalah anak dari istri uncle nya. Jadi Noah merasa punya tanggung jawab terhadap bule Perancis yang terdampar ikut kesini. Jeanette mendengus. Ia kemudian memesan semangkuk mie instan. Noah hanya menggelengkan kepalanya. Memilih fokus pada nasi yang berada di hadapannya.
"Kalian makan dulu" tawarnya kepada anggota medis yang lain. Jaehyuk masih pucat. Dia mabuk kendaraan. Tidak biasanya dia seperti itu. Tapi Noah mewajarkan karena kondisi jalan juga seburuk itu. Jika saja Noah tidak punya track record dibawa kebut-kebutan oleh kembarannya, ia juga akan muntah muntah sekarang.
"kalian ini pertama kalinya, ya?" tanya Olivia yang kebetulan duduk di samping Noah. Noah mengangguk. Ransel nya ia letakkan di tanah. "Kalau saya sendiri, iya" jawabnya sambil menyuap nasi dengan lauk pindang ikan seadanya.
"tapi kayanya anda siap sekali" Noah hanya tersenyum tipis. Siap apanya? Ia juga kena culture shock. Beruntung Noah tidak banyak bicara sehingga dia tidak akan mengomel seperti Jeanette atau mabuk seperti jaehyuk.
"Dokter spesialis?" Noah menggeleng. "Masih residen, capt"
"oh iya? Ambil spesialis apa?" Noah menelan nasinya. "forensik"
Captain perempuan disampingnya menoleh memastikan telinganya salah mendengar atau tidak. "Yang captain dengar itu benar. Saya ambil forensik dan entah kenapa saya sendirian residen yang dikirim ke sini. Tanyakan pada pihak rumah sakit" jawab Noah alakadarnya. Dia juga tidak tahu kenapa hanya dia sendiri yang dibawa. Padahal dari bedah umum banyak kok. Kenapa harus dari forensik?
sampan mereka datang sepuluh menit kemudian. Langit sudah mulai gelap. Tidak ada penerangan layaknya di tempat Noah sebelumnya. Laut pun sudah mulai berombak. Ada tiga sampan yang dengan senang hati menyusul mereka. Noah, Jeanette, jaehyuk, dan satu tentara ada di sampan kedua.
"Bisa ngga?" Jeanette mengangguk. Ia naik sampan dengan berpegangan Noah dan duduk di belakang jaehyuk. Sementara Noah paling belakang bersama nelayan yang mengemudikan sampan.
Perjalanan dengan sampan membutuhkan waktu dua puluh menit, beruntung laut sedang bisa bekerjasama. Katanya jika arus nya kencang, bisa membutuhkan waktu hingga tiga puluh menit, sampannya sering terombang ambing.
Begitu sampai, jika kalian mengira ini sudah selesai. Maka kalian salah. Mereka harus berjalan kaki dengan medan tanah dan bebatuan yang basah dan licin sisa hujan. Dan sepertinya nasib Noah memang baik. Papanya benar. Jeno menyarankan Noah agar membawa seminim mungkin pakaian dan sepatu anti air yang memiliki anti selip dibawahnya. "hati hati" ujarnya sambil memegangi tangan seorang perawat perempuan yang terpeleset. Jaehyuk dan Jeanette berjalan lebih dulu, mereka bahkan mengangkat kopernya. Sementara tentara di samping mereka membawa barang barang logistik serta peralatan medis yang mereka butuhkan. Mereka nampak tangguh. Tidak pernah tergelincir sama sekali. Mungkin mereka dilatih untuk ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Familia
Fanfiction-Diamante universe- [Please read Diamante and Royals before you read this story] Ketika keluarga sudah kembali utuh, rasa bersalah sudah menghilang dari kalbu, apakah hidup mereka akan baik baik saja? "Kalian bertiga akan aman dengan papa. Papa ber...