Familia-hilang

4.1K 189 13
                                    

"papa, Abang mau nikah"


BYURR


Jeno spontan menyemburkan kopi hitam miliknya saat tiba-tiba tidak ada angin tidak ada petir, putra sulungnya meminta untuk nikah.


"kamu ngga hamilin anak perempuan orang, kan, bang?" Hanya itu apa yang terlintas pada pikiran  Jeno saat putra sulungnya tiba tiba meminta izin untuk menikah.


hari ini, jam delapan malam, mereka bertiga, jeno, jemi, dan noah tengah duduk duduk di gazebo kebun belakang. Rutinitas malam minggu saat mereka tidak bekerja hingga larut malam. berbincang bincang tentang rutinitas harian ataupun membawa pekerjaan sembari berkumpul menikmati roti hangat buatan sang mama.

"papa kok bilang gitu? abang kan main aman terus" protes jemi tidak terima karena papanya menuduhnya menghamili anak perempuan orang, enak saja. jemi selalu bermain bersih! dengan pengaman yang selalu ia sisipkan di mobil ataupun di dompet. setidaknya safety first.  jaga jaga supaya tidak bisa kebobolan.

noah yang sedang belajar untuk ujiannya melirik jemi lelah. "ya lo sadar diri lah, anjing. kelakuan lo udah kaya apaan. bolak balik ganti cewe. setiap hari lagi. itu cewe apa kaus kaki" ledeknya kepada sang abang.

jemi melotot kesal, ia yang sedari tadi menggambar desain sebuah panti asuhan segera melempar penggaris miliknya ke arah sang adik kembar.

"ya emang gue salah? kan semua yang gue ucapin bener kan?" jemi mendengus kesal. iya, dia tidak bisa mengelak karena apa yang dibicarakan adiknya, noah, itu benar adanya. tapi ya tidak juga dibicarakan secara blak-blakan!


"bang hei, papa kan tanya alasan kamu tiba tiba minta nikah itu apa?" tanya jeno penasaran. ia menggeser sementara tablet kerjaanya yang sedari tadi ia pakai bermain game. sebuah kebiasaan buruk yang diturunkan kepada kedua anak laki-lakinya. bermain game menggunakan gadget kerja bahkan membuat pekerjaan mereka pernah terhapus. yeji bahkan sempat mengomeli ketiga pria tampan di rumahnya yang tergila-gila dengan game online. tidak bapaknya tidak anak-anaknya semuanya penggila game online. hingga dia nekat meminta jemi yang saat itu baru pulang kerja, untuk mendesign ruangan khusus untuk bermain game dan akan diisi oleh komputer khusus agar tidak mengganggu pekerjaan. bukan hanya itu, jeno malah meminta jemi sekalian membangun rumah kembali. merenovasi dengan satu lantai khusus untuk garasi mobilnya di lantai pertama.

jemi menggaruk rambut hitamnya. "ya ngga tau aja. tiba-tiba kepengen aja mau nikah" jawabnya alakadarnya.

"ngawur kamu, bang" sahut yeji yang datang dengan nampan berisi roti sosis keju yang masih hangat, terlihat dari asap yang masih terlihat, serta gelas berisi susu coklat hangat untuk noah, coklat panas untuk dirinya dan jemi, dan air putih dingin untuk jeno.


"makasih, ma" ujar noah sembari menerima susu hangat buatan sang mama. buku tebal miliknya pun ia tutup setelah  wangi roti hangat buatan sang mama mencuri perhatiannya. jemarinya segera beranjak mengambil satu potong roti walau selepas itu mengaduh karena rasa panas yang menyentuh ujung jemarinya.

"masih panas, kak, hati-hati" ujar yeji sembari meletakkan tissue di hadapan anak laki-lakinya. noah menerimanya kemudian menggigit roti sosi dan keju buatan yeji walau kepanasan. namun roti buatan mamanya itu lebih nikmat jika dimakan panas panas. apalagi hujan sedang turun dengan cukup deras.

"kamu habis nonton drama apa tiba tiba minta izin buat nikah?" ujar yeji dengan tatapan menyelidik. ada apa dengan putra pertamanya yang tiba-tiba meminta izin menikah?


"ya ngga ada sih. cuma lucu aja liat punya anak anak kecil. terus punya istri yang nunggu di rumah" noah disampingnya berdecih sebal melihat tingkah saudara laki-lakinya.

FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang