Happy reading!
"ini kita beneran ke mall?" Jemi menatap sangsi kepada teman-temannya yang merencanakan untuk mengunjungi sebuah mall yang baru saja didirikan oleh AnD group.
"Kenapa engga?" jawab Ryan santai.
Mereka bertiga, Jemi, Noah, dan Ryan sekarang tengah duduk di kap mobil milik Ryan. Menunggu kedatangan Kenan dan Jonah yang katanya akan menyusul setelah pekerjaan nya selesai. Orang orang sibuk, iya sibuk tidur.
"Eh tapi orang-orang sini tau kalian ngga?" tanya Ryan. Noah menggelengkan kepalanya.
"kalau gue sih engga, ngga tau nih bekantan satu" Jemi yang sedang duduk di atas kap mobil Ryan menendang bokong adiknya.
"Gue Abang lo ya! Jangan ngada-ngada!" Noah mendengus.
"kita tuh dulu ketuker, gue yang lahir duluan kayanya. Cuma salah taruh di ranjang dokter aja" Noah ngotot. Ia tidak terima Jemi menjadi sulung. Enak saja.
"ribut terus ribut sampai ngga sadar tuh Abang kalian Dateng" mereka menoleh ke arah pintu masuk, Aston Martin hitam milik Kenan masuk disusul Harley Davidson milik Jonah yang baru saja dua bulan ia beli.
"udah lama kalian?" tanya Jonah sesaat setelah melepas helm miliknya, rambutnya ia buat berantakan. Ryan mengangkat bahu, turun dari kap mobil miliknya.
"Lima belas menitan" jawabnya.
"bang tumben ngga nganter kak Amel?" Tanya Ryan.
"Pegat dia" Kenan melotot ke arah Jemi yang mengatakan hal itu tanpa berpikir. Enak saja!
"sembarangan" ujar Kenan.
"ini kalian yakin pake baju kaya gini? Ngga salah kostum?" Noah bertanya.
Diantara mereka berlima yang tidak memakai kemeja hanya ada Jonah dan Noah. Jonah yang memang tidak pernah memakai pakaian formal kecuali saat sedang berhadapan dengan para petinggi. Sementara Noah karena dia libur jadi hanya memakai kaos polos dengan jaket denim.
Mereka mengangkat bahu.
"yuk masuk" ajak Kenan. Mereka berempat menurut.
"ini mau kemana dulu? Nonton kah?" Tanya Noah. Ryan menggelengkan kepalanya.
"Lo harus nyoba ini sih. Ini katanya baru ada di kota ini" Noah menyipitkan matanya curiga. Ryan itu tidak pernah meyakinkan sama sekali.
"udah buruan, jangan Cemen jadi cowo. Jonah aja berani" alhasil Noah ditarik oleh Jemi untuk mengikuti kemana ryan melangkah.
Ini sial. Benar. Seharusnya Noah tidak mengikuti kemana ryan pergi.
Iya. Ryan mengajak dirinya ke rumah hantu. Tempat yang paling dia hindari selain tempat nya bekerja. Tempat dimana Noah harus melihat lebih banyak 'mereka'
"gue nunggu di depan deh. Gue nunggu di Starbucks aja ya?" Ujar Noah menolak saat mereka sudah tinggal selangkah lagi untuk masuk ke dalam. Ia bahkan menghentikan langkahnya membuat Jonah dan Kenan terpaksa berhenti. Begitupun Jemi dan Ryan.
"yaelah, udah tinggal masuk sih no" Ryan, yang sudah gatal sekali dengan kembaran Jemi, segera menarik tangan Noah untuk masuk paling pertama.
"astaga" ujar Noah begitu masuk ke dalam wahana. Sialan. Ia terkejut melihat seorang patung memegang pisau.
"buruan masuk" ujar Noah, Jemi yang pertama kali menyusul kembarannya dengan yang lain di belakangnya.
"ngga serem serem amat ah" Jonah berkomentar sambil melirik sekitar. Jonah, kamu baru satu langkah di dalam, sayang.
"lo sama gue" Jemi yang melihat Noah ketakutan segera menarik nya. Membuat Noah berada diantara dirinya dan Kenan sementara Ryan dan Jonah sudah melangkah lebih dulu.
"bangsat" Jonah mengumpat keras saat melihat seorang wanita dengan kostum penuh darah mendekati dirinya, hampir saja ia mengeluarkan jurus yang ia pelajari jika saja dia tidak mengingat kalau dihadapannya adalah orang yang sedang bekerja.
Suara sedih dari audio nampak terputar bersamaan dengan dinginnya ruangan. Bahkan Jemi sampai menggigil. Ruangan tempat ini juga dibuat gelap dan sesekali remang di tempat tempat tertentu benar benar menambah seram suasanan.
Bahkan pemeran hantu di ruangan ini nampak menjiwai. Mereka memakai make up yang benar benar layaknya hantu, kenapa Noah bisa mengansumsikan seperti itu?
Benar, karena ada hantu dibelakang mereka yang berpakaian seperti hantu. Noah tidak bohong, sungguh.
Seperti saat ini, Ryan dan Jemi tengah berteriak heboh karena ada seorang yang menakut-nakuti mereka. Seorang wanita dengan wajah penuh darah dan pakaian putih kemerah-merahan dikarenakan darah buatan yang sengaja disiramkan sebagai bumbu agar mereka menjadi semakin menyeramkan.
Namun ternyata bukan itu yang Noah liat. Noah melihat hal yang berbeda dari teman-teman nya. Noah malah melihat seorang wanita tembus pandang, dengan wajah yang sama tapi dengan pakaian yang benar benar darah. Bahkan punggung wanita itu berlubang dengan belatung yang hinggap. Noah setengah takut setengah mual melihat ini. Sungguh.
"Ade liat apa?" bisik Kenan, Noah yang sedari tadi pucat hanya menggelengkan kepalanya. Tidak ingin memberi tahu sepupunya apa yang ia lihat. Terlahir dengan kemampuan yang seperti ini benar benar merepotkan, walau dia tidak bisa selalu melihat hantu, tapi adakalanya dia langsung berpapasan dengan hantu yang paling menyeramkan. Dan itu sukses membuatnya ketakutan bukan main.
Namun mata Noah melihat seseorang yang rasanya sudah tidak asing lagi bagi dirinya berdiri di dekat pintu keluar. Menatap dirinya sembari tersenyum kemudian melambaikan tangan dan berjalan keluar.
"heh, liat apa?" Jemi menyenggol Noah yang sedari tadi bengong. Noah langsung tersadar dan gelagapan.
"eh bang Kenzo emang kesini?" Tanya nya bingung. Jemi dan Kenan menatap Noah aneh. Kenzo? Noah tiba-tiba bertanya tentang Kenzo?
"Abang kan masih di Jepang, bulan depan kayanya mau balik. Kenapa emang?" Tanya Kenan. Noah terdiam kemudian menggelengkan kepalanya.
"engga kok cuma tanya" jawab Noah.
Jika Kenzo tidak berada disini, yang tadi dia lihat siapa? Papanya bang Kenzo?
Tapi kenapa beliau ada disini lagi? Ada apa?
====================================
AKU SEDANG GILA 😭😭😭😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Familia
Fanfiction-Diamante universe- [Please read Diamante and Royals before you read this story] Ketika keluarga sudah kembali utuh, rasa bersalah sudah menghilang dari kalbu, apakah hidup mereka akan baik baik saja? "Kalian bertiga akan aman dengan papa. Papa ber...