Jeno menggenggam kemudinya erat erat saat merasa emosinya kembali naik hingga kepala.
Jeremiah tau segalanya?
sebuah fakta mencengangkan yang baru saja dia dapat cerna. Ia benar benar tidak kepikiran kalau anaknya bisa mengetahui dalang dibalik teror belakangan. Jeremiah bergerak dengan diam tanpa ada yang bisa mencurigai perbuatannya. Ia hanya bersikap biasa saja di depan orang orang tetapi dia bisa beringas di saat saat seperti ini.
"halo, sayang?" Jeno buru buru menyambungkan ponselnya kepada yeji. Ini waktunya yeji untuk pergi dari sini, pergi dengan mengamankan Noah.
"Iya, mas. Kenapa kok nelpon? Lagi di mobil apa?"
"Yeji. Sekarang waktu nya sudah tiba. Cepat bawa barang barang yang udah aku siapkan. Pergi sama Noah. Bawa Noah ke tempat yang udah aku siapkan. Disana ada anak buah bang jo yang jaga. Namanya Hansol. Sekarang pergi dari rumah ya, kunci rumah. Bawa Noah pergi" ujar Jeno sedikit tergesa.
"Jemi bagaimana? Aku tidak bisa meninggalkan Jemi sendirian di sini"
"Jemi akan lari denganku. Sekarang amankan dirimu terlebih dahulu. Sekarang yeji. Ini darurat" Jeno sedikit menaikkan nada suaranya.
"Oke. Aku akan pergi membawa Noah. Mas pergi membawa Jemi. Mas janji kan bakalan pulang dalam kondisi baik baik aja?" Jeno terdiam. Ia bahkan belum bisa menjanjikan hal itu kepada istrinya.
"Mas?" Jeno terdiam. Ia kemudian menarik napasnya pelan saat mobil di depannya nampak mulai berhenti.
"mas bakalan bawa Jemi keluar. Sekarang tugas kamu bawa Noah bersama kamu. Kita bertemu di sana. Mengerti?" Ujar Jeno.
"Oke. Aku mengerti. Aku akan pergi bersama Noah. Aku mencintaimu" Ujar yeji sebelum mematikan teleponnya.
"Aku juga mencintaimu" Jeno membanting handphone nya pelan. Ia kemudian mematikan semua sambungan internet dan mengganti SIM card miliknya sebelum kemudian turun dari mobil.
di sana, di salah satu rumah yang berada tidak jauh dari rumah tempat tersangka ketiga tinggal, anak buah jaemin tengah mengintai dari sana dan membuat rencana penyerbuan.
Karena ini menyangkut nyawa Jeremiah.
Jeremiah bisa saja keluar jika dia sudah menyelesaikan misinya, tapi sayangnya menurut anak buah jaemin, Jeremiah belum keluar sendirian dari rumah besar berlantai dua dengan gerbang besi yang mengelilingi mereka.
Alhasil mereka harus membuat rencana darurat untuk mengambil alih Jeremiah yang sepertinya terperangkap sendirian di dalam sana.
"Oke, jumlah yang gugur berapa?" Jaemin bertanya ketika mereka sedang berkumpul. Yang ikut tentu saja jaemin dan Jeno, karena mereka berdua sangat andal di bidangnya. Mark ada di barisan penjagaan belakang, antisipasi serangan dari belakang, renjun tengah mengurus semua nya. Dan haechan, dia berada di balik layar.
"total yang gugur ada dua puluh enam. Luka berat semuanya" lapor salah satu anak buah jaemin.
"tidak ada yang meninggal?" Pria itu mengangkat bahu. "tidak. Hanya sekarat"
"Jeremiah datang sendirian?" Jeno bertanya penasaran. Pria itu menggelengkan kepalanya.
"tidak. Dia bersama dua orang Jepang. Salah satunya berwarna merah. Yoshi. Mungkin capt tau" jaemin terdiam, mengingat ingat nama Yoshi. Yoshi Yoshi Yoshi
"ah salah satu pemimpin geng terkenal di Jepang?" Pria itu mengangguk. "satunya lagi?"
"pembalap terkenal, Asahi. Asahi yang ikut mengontrol serangan. Mereka bertiga yang menghancurkan dua puluh enam orang yang sepertinya tengah berbaring di rumah sakit"
KAMU SEDANG MEMBACA
Familia
Fanfiction-Diamante universe- [Please read Diamante and Royals before you read this story] Ketika keluarga sudah kembali utuh, rasa bersalah sudah menghilang dari kalbu, apakah hidup mereka akan baik baik saja? "Kalian bertiga akan aman dengan papa. Papa ber...