familia-emergency call

657 115 17
                                    

Noah meringis nyeri saat ia membuka matanya. Tubuhnya terasa sakit seluruhnya. Entah sudah berapa lama dia tertidur di tempat ini.

Saat membuka matanya, ia mengedarkan pandangannya. Ia kini berada di sebuh tempat yang sangat asing. Hanya ada cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah angin angin. Ini masih siang rupanya.

Ia mengecap ngecap, bibirnya terasa pahit. Ini darah. Apa saja yang ia lalui saat ia tertidur. Lalu dimana Olivia? Mengapa hanya ada dia disini dengan tali yang mengikat kedua tangannya serta kaki yang terikat dengan tiang. well, dia dirantai lebih tepatnya.

Noah meringis nyeri. Sepertinya ada masalah pada tulang rusuknya. Ia merasa nyeri begitu bernapas. Oke, ingatkan Noah jika harus melakukan semua pemeriksaan kesehatan jika ia kembali ke rumah.

iya jika dia kembali. Jangankan kembali, keluar dari sini bersama Olivia saja ia ragu.

Perutnya berbunyi karena kelaparan, entah kapan terakhir ia makan. Seingatnya ikan goreng buatan tetangganya adalah menu terakhir ia makan. Jeanette bahkan sangat lahap memakannya. Ah ngomong ngomong tentang Jeanette, anak itu pasti menangis ketakutan melihat kakaknya menghilang. Tapi tenang saja ada jaehyuk.

jaehyuk suka Jeanette.

Noah bahkan tertawa geli saat jaehyuk mengutarakan bahwa dia cemburu pada Noah. Sementara Jeanette sendiri sudah punya kekasih yang menunggu nya pulang. Kasihan sekali jaehyuk.

BRAK

Noah menoleh begitu melihat pintu dibanting. Ia membulatkan matanya melihat siapa yang datang. Olivia.

Jika Noah merasa tubuhnya sudah hancur, ia salah besar. Olivia bahkan lebih hancur dari dirinya.

Olivia datang dengan pakaian yang sudah dilucuti, ia hanya memakai sport bra miliknya serta celana pendek ketat sepaha yang membalut tubuhnya yang tinggi. Wajahnya jauh dari kata baik, memar dimana mana. Darah ada dimana mana. Bahkan tubuh putihnya yang jarang Noah liat berwarna kebiruan.

Olivia masih bersumpah serapah saat pria dengan pakaian hitam hitam membanting tubuhnya di tempat yang berada di samping Noah yang masih bersandar lemas.

"fuck" Olivia mengumpat saat pria dihadapannya memukulnya lagi.  Bahkan ia tersungkur di tanah dengan kaki terikat. Hampir saja Noah memekik saat pria itu menendang tubuh olivia sebelum meninggalkan ruangan.

"Kau baik baik saja?" Noah bertanya. Olivia mendengus dengan tubuh meringkuk di tanah. "Menurutmu apa aku terlihat baik? Kau sendiri?"

"Sepertinya tulangku patah semua. Kau tidak di..." Noah tidak melanjutkan perkataannya. Ia hanya menatap Olivia. Olivia mendengus. "tidak.  Aku tidak mau memuaskan bajingan itu. Bisa bisa kugigit penisnya hingga patah" Noah menatap Olivia ngeri. Ia merapatkan kakinya.

"Berapa lama aku tertidur?" Tanya Noah pada Olivia yang beranjak bangun dengan susah payah.

"Tiga atau empat. Lukaku saja sampai hilang kau baru bangun. Mereka menyuntikkan obat tidur dosis tinggi padamu agar kau tidak mengacau" ujar Olivia sambil beranjak duduk di samping Noah. Ia menyandarkan badannya di tembok. Terbatuk batuk.

"Kepalaku sakit sekali" Noah mengeluh. Olivia menoleh. "Kau dipukul pakai beton. Beruntung kau masih hidup" Noah melotot. Beton? Yang benar saja?

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Noah bertanya. Olivia mendesah lemas. Peduli apa Noah melihat tubuhnya. Ia tidak punya pakaian lain. Sementara Noah juga hanya memakai celana panjangnya. Mereka berdua dilucuti.

FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang