familia-rebbeca

521 99 14
                                    

"bunga nya udah dibawa?" Rebecca bertanya kepada Jeremiah yang sedang menyetir mobil hitam miliknya. Jemi menoleh saat kekasihnya masuk ke mobil. Dia baru saja selesai dari salon saat Jemi menjemputnya.

"udah kok, tuh dibelakang" Jemi menunjuk dua buah buket bunga, satu bunga mawar satu lagi bunga lili. Untuk uncle dan adiknya.

Benar, hari ini mereka berdua berencana mengunjungi makam Athena dan taeyong sebelum berkencan.

Jemi merindukan adik perempuannya.

"Jem, rambut aku bagus ga?" Jemi melirik sekilas ke arah rebecca yang sedang menunjukkan rambut baru yang sekarang ia cat berwarna kecoklatan.

"itu warna yang kamu incar dua bulan kemarin kan? Cantik kok, cocok dikamu. Kukira kamu bakal ngecat rambut nya sebelum sebelumnya" Jemi yang sedang menyetir lantas berkomentar.

"iya. Kan aku juga senggang nya sekarang. Kamu sih kerjaan banyak banget jadi aku ikut kerja" Jemi hanya tertawa renyah begitu kekasihnya menggerutu. Dengan tangan kanan yang menyetir mobil, tangan kirinya nampak mengacak rambut asisten pribadinya sekaligus perempuan yang sedari awal mengikat hatinya.

"jangan gemes gemes kenapa jadi cewe"  rebecca mendengus. Rambutnya yang tadi sudah ditata rapi oleh penata rambut nampak berantakan akibat ulah kekasihnya.

"tuh kan berantakan, udah bagus juga tadi" rebecca mengeluh sembari merapikan kembali rambut nya. Jemi hanya tertawa pelan melihat kekasihnya yang kesal.

"yuk turun" Jemi memakai kacamata hitam nya saat mobilnya sudah sampai di tempat dimana sang adiknya tengah beristirahat untuk selamanya. Tak lupa ia membawa buket bunga untuk diserahkan di makam adiknya.

"siapa yang dateng?" Jemi menajamkan matanya saat melihat seseorang dengan pakaian formal tengah duduk di makam samping adiknya.

"bang Kenzo kayanya. Dia kan rutin ke makam papanya" ujar Jemi sebelum berjalan mendekat setelah memastikan bahwa orang yang mengunjungi makam paman dan adiknya adalah orang yang tidak berbahaya.

"dah lama bang?" Jemi menyapa Kenzo yang sedang mengusap nisan milik papanya. Kenzo mendongak dan menganggukan kepalanya. "udah lama kok. Ini mau balik lagi" ujarnya pelan.

"langsung ke kantor bang? Apa balik ke Jepang?" Kenzo menggelengkan kepalanya pelan. Ia memang kesini pulang sendiri. Istri dan tiga anaknya ia sengaja tinggal di Jepang. Mereka hanya datang ketika pemakaman Athena kemudian pulang dihari kemudian karena anak anak harus bersekolah dan tentu saja, Jemi tahu persis kedatangan Kenzo kesini ada urusannya dengan Jeno dan akan sangat berbahaya jika ia harus membawa istri dan anak anak keluar dari wilayah mereka, Jepang, mengingat istrinya adalah putri salah satu anggota dewan di Jepang. Tentu saja dia akan aman di sana. Mertuanya akan menjaga mereka dan akan sangat beresiko jika melukai istrinya.

"Abang stay buat beberapa hari lagi" ujar Kenzo kemudian mengusap nisan sang papa dan bangun. "Abang tinggal dulu, ya. Masih ada yang harus Abang urus" ujar Kenzo sambil menepuk bahu Jemi yang tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Saya duluan ya" Rebecca hanya menganggukkan kepalanya sopan.

"doa dulu" ujar rebecca sambil duduk di samping Jemi. Jemi menundukkan kepalanya begitupun rebecca.

"hi adek, how's heaven?" Sapa Jemi pelan sambil mengusap makam baru dihadapannya. Rebecca hanya menggenggam tangan kiri kekasihnya yang tengah menunduk.

menyampaikan rasa rindunya kepada gadis yang selalu menyambut kepulangan nya.

Jemi menundukkan kepalanya cukup lama, berujar dalam hati apa yang ingin ia ucapkan kepada adiknya.

FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang