"morning, mah. Papa sama Abang Abang dimana?" Athena menyapa yeji yang sekarang tengah mengoles selai coklat kacang ke roti tawar yang ia buat.
"morning, dek. Mereka masih tidur. Semalem main PS nyampe jam lima. Jadi adek hari ini mama yang anter ya? Mama sekalian ambil gaun adek di butik" ujar yeji sambil memberikan sepotong roti untuk putri satu satunya.
"Bentar mama bikin susu dulu, mau coklat atau vanila,dek?" Athena yang sedang mengunyah roti menoleh. "susu coklat punya Abang, masih ngga ma?" Tanya nya.
Yeji mencari susu milik Jemi yang berada di rak paling atas. Mencari dimana Jemi menyembunyikan susu coklat favoritnya. "Nah, masih"
Susu coklat yang disembunyikan Jemi adalah susu coklat yang ia beli sendiri di Swiss saat kunjungan bisnis. Susu coklat inilah yang menjadi favorit Jemi, bahkan seluruh keluarga besar jika sedang main kemari pasti akan berburu susu coklat ini hingga berakibat Jemi menyembunyikan nya entah dimana.
Yeji membuat dua gelas untuknya dan untuk Athena, tentu saja. Dia tidak mungkin untuk tidak meminum minuman favorit yang harganya benar benar merogoh kocek ini.
"pernikahan kamu udah siap semua, dek?" Yeji bertanya saat athena sudah menyelesaikan sarapan nya. Athena menganggukan kepalanya. "udah, ma. undangan udah disebar juga. Baju nya adek udah jadi kan ya?" Athena bertanya memastikan.
"udah kok, dek. Mama mau ambil nih sekalian di cek ulang. Yuk berangkat. Udah siang nih"
Benar sekali, pernikahan putri bungsu dari yeji dan jeno akan diadakan kurang dari delapan hari lagi. Persiapan pun sudah dilakukan oleh calon pengantin. Dari gedung resepsi yang semula hanya akan dihadiri keluarga, mereka akhirnya mengundang teman teman mereka sehingga harus menyewa gedung di sebuah hotel mewah. Sebenarnya semuanya yang mengurus minju dan yeji. Athena dan jonah hanya bagian setuju atau tidak nya. Dan semuanya sudah siap 80 persen, tersisa kesiapan mental kedua calon pengantin.
Dan hari inilah, penerbangan terakhir athena saat dia belum menyandang nama belakang jonah. Jonah pun menyetujui, toh ini hanya penerbangan lima jam. Athena akan pulang besok dengan jonah yang menyusulnya.
"macet dek, kita lewat jalan sana aja ya" ujar yeji dengan sigap memutar kemudi mobilnya menuju jalanan kecil yang nanti akan terhubung dengan bandara.
"mama ngga apa apa nganterin adek? Tau gitu adek tadi naik taksi aja" tanya athena sambil membuka snack yang selalu yeji sediakan karena dirinya sering kelaparan di tengah perjalanan.
"ya emang kenapa? Cuma nganterin adek kok. Lagipula mama cuma ambil gaun punya adek" athena hanya menganggukkan kepalanya.
"penerbangan berapa jam dek?" athena yang sedang sibuk mengunyah, menoleh. "oh tiga setengah jam, ma. Ke korea. Nanti pulang malam. Sehari aja kok, jadi ngga ngerepotin mama ngurus acara nikahan adek" yeji mengibaskan tangan kirinya.
"siapa bilang mama direpotin? Mama seneng malah anak mama nikah. Mau nunggu jemi, sampai mama kamu kasih cucu tuh anak masih belum mau nikah" athen tertawa mendengar keluhan mamanya. Abang nya memang sudah beberapa kali disenggol mamanya tentang pernikahan. Apa sih yang mau ditunggu? Calon, sudah ada. Keuangan? Jemi bisa membeli barang barang mahal sendiri. Yang kurang hanya satu, rasa percaya jemi kepada wanita dan rasa trauma rebecca terhadap pernikahan.
Setelah jemi menjelaskan seperti itu, yeji terdiam. Ia akhirnya mengerti kenapa putra sulungnya enggan untuk menikah dan ia tak lagi membahas pernikahan kepada jemi. Akan ada waktunya Jemi memutuskan dirinya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.
Kalau bertanya tentang noah. Noah jelas tidak mau. Calon saja tidak punya. Dia bahkan tidak lagi berhubungan dengan olivia. Dia masih sibuk dengan gelar spesialis nya. Dia juga terlalu cuek dengan perempuan. Apa yang diharapkan dari noah?
"Mama pasti sibuk banget ya sekarang ngurusin athena" athena menyahut. Mamanya menggelengkan kepalanya. "Ya sibuk. Tapi seneng. Udah lama ngga nyiapin acara sebesar ini. Oh iya, mama liat dong cincin tunangan kamu. Kepo" ujar yeji.
"Nih, cantik kan?" Yeji melirik sekilas ke arah jari manis putri nya. Sebuah cincin bermata berlian murni nampak indah di jemari lentiknya. "Cantik banget. Cincin nikah nya udah siap, dek?"
Athena menganggukan kepalanya. "Udahh. Tapi jonah belum sempet ambil. Katanya nanti sore. Soalnya pre-order waktu itu" yeji hanya menganggukkan kepalanya.
"ma, laper lagi" athena mengeluh sambil menepuk nepuk perutnya yang datar walau ada garis samar yang membentuk kotak. Yeji menoleh. "lagi?"
athena mengangguk. Perutnya belum kenyang hanya dengan roti dan biskuit. Yeji melirik jam. "masih ada satu jam, keburu kayanya. Yaudah mau makan apa?" Tanya nya kepada putri bungsunya.
"disini yang ada apa ya ma? Itu aja ma, nasi kuning kayanya enak" ujar athena sambil menunjuk sebuah warung kaki lima di pinggiran jalan. Yeji segera melipirkan mobil miliknya. "dah yuk, turun" ujarnya.
"Ibu, nasi kuning nya satu komplit sama teh hangat nya dua, ya. Dimakan disini" ujar yeji memesan sementara athena memilih tempat duduk. Setelah mendapat balasan dari sang penjual, yeji segera menghampiri Athena.
"Mama ngga lapar?" Yeji menggelengkan kepalanya. Meletakkan kunci mobil di meja dan membuka ponselnya.
"Ngga, dek. Buat kamu aja. Mama lagi nanya papa mau dibawain nasi kuning atau mau masak aja" athena hanya ber-oh-ria saat yeji mulai fokus dengan ponsel miliknya.
"Terimakasih, bu" athena mengucapkan terima kasih begitu makanannya datang. "Ma, barengan sini sama adek" tawarnya. Yeji mendongak. Menggelengkan kepalanya. "buat adek aja, habisin. Mama udah kenyang"
"Benar?" Athena memastikan. Yeji tersenyum dan mengangguk. "Mama minum aja. Dah abisin ya"
Sementara menunggu putrinya menyelesaikan sarapannya yang kedua, yeji memilih untuk meminum teh hangat nya. Membaca pesan dari jeno yang mengatakan bahwa biar nanti jeno yang memasak untuk sarapan. Katanya jeno juga masih ingin tidur sampai siang. Sekalian saja beli makan siang saat yeji pulang.
"ma, udah" yeji mendongak melihat anaknya benar benar melahap habis satu porsi nasi kuning. Kebiasaan athena di akademi terbawa hingga saat ini. Athena selalu makan dengan cepat dan bersih. "yaudah mama bayar dulu, adek minum nya juga jangan lupa" ujar yeji sembari berdiri dan membayar sarapan mereka.
Yeji dan athena sampai di bandara dua belas menit kemudian, karena yeji yang memilih jalanan yang tidak macet dan lebih dekat dengan bandara.
"barang barangnya udah semua? Paspor nya udah? Surat surat ,dompet, handphone?" Yeji mengingatkan athena agar tidak ada yang tertinggal lagi. Athena menurut. Mengecek beberapa benda penting agar tidak tertinggal.
"udah semua, ma. Lengkap" lapornya sambil menutup koper miliknya. Athena kemudian mengeluarkan koper milik nya yang berukuran sedang keluar dari bagasi mobil milik mamanya.
"ya udah, ya, ma. Athena pamit berangkat dulu. Mama jangn sibuk sibuk disini. Nanti gampang sakit dan gabisa hadir di hari-h. Athena ga mau ya" athena beranjak memeluk mamanya. Yeji tertawa membalas pelukan anak perempuannya.
"iya iya. Mama ngga sibuk. Yaudah gih, sana berangkat. Langsung pulang kan?" Athena menganggukan kepalanya. Melepas pelukan yeji.
Ia kemudian tersenyum lebar dan melambaikan tangan "mama, athena pamit pergi dulu ya. Dadah mama. Athena sayang mama"
Yeji tersenyum. Ia balas melambaikan tangannya dan berujar sebelum kembali ke dalam mobil "mama juga sayang ana"
Tanpa yeji tahu, senyuman lebar dan ucapan berpamitan dari athena adalah hal yang terakhir kali yang bisa ia lihat dan dengar.
Penerbangan ini adalah penerbangan terakhir bagi athena. Namun sayang, athena tidak akan pernah kembali pulang memeluk dirinya.
-------
Mau kabur dulu sebelum diamuk kalian🤸🤸🤸🧘🧘
KAMU SEDANG MEMBACA
Familia
Fanfiction-Diamante universe- [Please read Diamante and Royals before you read this story] Ketika keluarga sudah kembali utuh, rasa bersalah sudah menghilang dari kalbu, apakah hidup mereka akan baik baik saja? "Kalian bertiga akan aman dengan papa. Papa ber...