"eunghh" rebecca terbangun kala ia merasa rambutnya yang panjang ada yang mengelusnya. Perlahan, bola mata berwarna hitam pekat itu lantas terbuka.
"Jemi? Kamu mau kemana?" Tanya rebecca pelan. Ia terbangun di apartemen milik jemi karena rebecca enggan masuk kembali ke rumahnya. Ia memilih untuk menjual rumah itu dan hidup bersama dengan kekasihnya.
well, tunangannya lebih tepatnya.
"masih ngantuk? Tidur lagi aja" Jemi mengusap usap rambut kekasihnya sambil tersenyum. Rebecca menggeleng. Matanya malah terbuka lebih lebar.
Dan sekarang, ia bisa melihat kekasihnya sudah duduk di samping ranjang dengan kaus panjang berwarna putih serta celana jeans panjang berwarna hitam. Tampak rapi walaupun kantung mata terlihat jelas dibawah matanya.
"kamu mau kemana? ini masih...ini masih jam lima pagi, Jemi. Kita baru tidur lima jam" ujar rebecca sambil bangkit dari tidurnya. Tentu saja ia saat ini tidak memakai pakaian apapun selain selimut yang menutupi tubuhnya.
"aku mau pergi. Aku titip kantor sama kamu ya?" rebecca mengucek matanya. Ia masih setengah sadar. "pergi apa? Titip apa?"
Jemi hanya tertawa menanggapi. Tangannya beranjak memeluk tubuh kekasihnya yang hanya tertutup selimut.
"kita udah bicarakan ini kan kemarin malam? Sekarang aku harus pergi. Kamu bakal aman sama anak buah yoshi. Nanti aku minta niki juga buat jaga kamu dari dekat" becca dalam pelukan jemi mendongak. "harus sekarang?"
"iya. Harus sekarang. Papa udah jalan. Aku ngga bisa dibelakang mereka. Atau paling engga aku bisa jadi tameng sebelum mereka sampai ke papa. Jadi kamu disini jaga diri. Jangan jauh jauh sama Niki ya? Mama sama Noah udah jelas bakal melarikan diri dari sini" ujar Jeremiah memberi pengertian.
"tapi kamu bakal naik baik aja, kan?" Jemi hanya menganggukkan kepalanya.
"tentu saja. Aku akan kembali dengan selamat. Kamu percaya aku kan?" Rebecca terdiam kemudian menganggukan kepalanya.
"aku harus pergi sekarang. Yoshi sudah menunggu di bawah. Aku titip kantor sampai aku kembali. Jangan pergi kemanapun sampai aku jemput kamu. Segala persediaan udah ada di kulkas. Aku pergi dulu ya?" Rebecca dengan enggan melepas pelukan Jemi. Jemi meraih tangan rebecca, dimana di jari manis nya sudah melingkar cincin yang Jemi berikan. Ia mencium punggung tangan tunangannya.
"Aku pergi, ya. Aku letakkan gun di tempat biasa. Gunakan saat terdesak. Jangan pernah jauh jauh dari Niki. Aku mencintaimu" Jemi lantas bangun dan mengecup kening rebecca lama. Rebecca hanya bisa mengangggukan kepalanya. "aku juga mencintaimu. Cepat selesaikan urusanmu. Cepat pulang. Aku menunggumu"
Jemi menganggukkan kepalanya. "aku akan pulang"
ia lantas mengambil topi dan masker berwarna hitam miliknya dan memakainya hingga ia tidak terlihat apapun. "Aku pergi. Jangan jauh jauh dari Niki"
--
"Kalian udah dapet tempat nya?" Renjun bertanya kepada Jeno dan jaemin saat mereka tengah melakukan rapat di ruangan khusus milik jaemin yang terletak di markasnya.
jaemin menganggukan kepalanya. "sudah. kita tinggal menunggu kapan waktu penyerbuan dan kita butuh bantuan kalian" ujar jaemin. Renjun hanya menganggukkan kepalanya.
"yo what's up people" haechan bertanya dengan membawa segelas kopi panas di tangannya. Di ketiaknya terdapat koran edisi terbaru yang baru ia dapatkan pagi ini.
"bang mark kemana?" haechan bertanya. Jeno mengangkat bahu. "sebentar lagi datang kayanya. Tadi bilangnya selesai rapat bakal dateng" ujar Jeno menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Familia
Fanfiction-Diamante universe- [Please read Diamante and Royals before you read this story] Ketika keluarga sudah kembali utuh, rasa bersalah sudah menghilang dari kalbu, apakah hidup mereka akan baik baik saja? "Kalian bertiga akan aman dengan papa. Papa ber...