familia-fam(ily)

853 133 7
                                    

Happy reading!

"udah pulang? Aku siapin air hangat dulu ya" Jeno yang baru saja masuk kamar langsung disambut pemandangan istrinya yang sedang membereskan meja kecil yang berada di kamar. Yeji datang kemudian menyalami Jeno sekilas dan membawa tas milik jeno sebelum berjalan ke kamar mandi.

Jeno menghembuskan napas nya lelah. Ia melirik jam. Pukul dua belas malam dan dia baru saja pulang dari kepolisian. Tubuhnya yang sudah tidak lagi muda benar benar terasa lelah.

Jeno melepas jam tangan berwarna perak miliknya kemudian melemparkannya ke meja. Kebiasaan dirinya melempar barang sembarangan masih juga belum hilang.

Satu hal yang ia lakukan adalah mengecek kedua jagoannya apakah mereka sudah tidur atau belum. Suatu kebiasaannya sejak anak anaknya kecil, Jeno selalu melihat mereka tertidur nyenyak dari pintu. Memastikan ketiga kesayangannya dapat tertidur dengan nyaman di malam hari. Walau kadang anak pertamanya baru tidur larut malam, entah pergi kemana atau bahkan lembur di kamar nya.


"Jemi kemana?" Tanyanya bingung karena Jemi tidak ada di kamarnya. Perasaan mobil Jemi masih ada di garasi pertanda kalau putra bengal kesatu miliknya masih ada di rumah.
Ah ngomong-ngomong soal bengal, sebenarnya ini panggilan yang diberikan oleh renjun saat si kembar kecil. Bukan, bukan karena mereka berdua nakal nya keterlaluan (ini sangat diragukan karena kalian tau siapa anak pertama Jeno), tapi karena saat mereka berdua kecil, mereka pernah dikira hilang karena mengejar ngejar kucing bengal hingga malam hari. Jeno masih ingat betul wajah panik istrinya saat mengatakan kalau Jemi dan Noah tidak pulang hingga menjelang malam. Jeno, yang memasangkan pelacak kecil pada tubuh anak-anaknya langsung melakukan tracking, dia sudah bisa menduga kalau Jemi dan Noah akan bermain jauh.


Dan benar, mereka berdua pulang dengan membawa satu kucing bengal dengan wajah berantakan terkena tanah dan air got. Yeji dan Jeno bahkan hampir tidak mengenali wajah putra-putranya. Renjun malah terbahak-bahak dengan keras dan akhirnya muncul julukan dua bengal. Karena dua anak ini pernah hampir hilang untuk menyelamatkan sebuah kucing bengal.


"ahh" Jeno mendesah lega begitu melihat Jemi berada di kamar Noah. Mereka tidur berpelukan, sebuah kebiasaan yang tidak mereka ketahui. Jeno juga tidak akan mengatakan hal ini atau mereka berdua akan canggung. Apalagi mereka berdua sudah dewasa sekarang.


Jeno berdiri di pintu sambil menatap keduanya yang tengah terlelap begitu nyaman. Kaki Noah melingkar pada tubuh abangnya. Menjadikan Jemi sebagai guling. Jeno hanya tersenyum sambil bersandar di pintu. Kenapa ya anak anaknya sekarang cepat besar? Athena juga sekarang tingginya hampir menyamai dirinya. Entah gen dari mana ketiga anaknya memiliki tinggi diatas rata-rata (jangan dibandingkan dengan anaknya sungchan yang memang benar benar kebanyakan kalsium)


"mas, mandi dulu terus tidur" Jeno menoleh ke arah yeji yang berdiri di belakangnya. Yeji nampak melongok ke arah kamar. Ia tersenyum kecil melihat si kembar tampak nyaman dalam tidurnya.


"Aku mau ambil makan dulu, mau makan dikamar atau di bawah?" Tanya yeji. "Di kamar aja" ujar Jeno. Yeji hanya menganggukkan kepalanya kemudian segera turun ke ruang makan, mengambil nasi dan lauk makan malam yang tadi sengaja ia sisakan untuk Jeno sementara Jeno kembali menutup pintu kamar Noah dengan pelan.


Jeno keluar dari kamar mandi dengan kaos polos dan celana pendek. Rambut nya yang hitam legam nampak masih basah. Ia berjalan menuju sang istri yang baru saja datang membawa makanan untuk dirinya. Jeno memeluk istrinya dari belakang.

"sebentar aja, sayang. Aku cape banget" gumamnya lirih. Memeluk tubuh istrinya sembari memejamkan matanya. Tubuhnya benar-benar terasa lelah. Yeji hanya tersenyum sembari mengusap usap punggung tangan suaminya yang memeluknya begitu erat. Ia paham betul, suaminya sedang kelelahan.



FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang