familia-all for you, superman and wonder woman

933 151 38
                                    

Jemi membuka matanya saat Noah menggoyang goyang tubuhnya yang sepertinya terlelap dalam waktu yang cukup lama. entah, dia sudah lupa sejak kapan dia tertidur di ranjang milik orang tuanya.

"bangun, mba becca dibawah. Lo katanya mau nikah sekarang" ujar Noah sambil terduduk di kasur sebelah jemi. Ia menundukkan kepalanya sebelum melirik potret keluarga nya.

Jemi mengangguk pelan.

Ia pikir, ia kemarin tidur seharian karena kelelahan dan bermimpi sangat amat buruk tentang keluarganya. Namun sepertinya, mimpi buruk itu nyata.

Papa dan mamanya, meninggalkan Jemi dan Noah di waktu yang bersamaan namun dengan kondisi yang berbeda.

Namun satu hal yang Jemi tahu, kedua orang tuanya meninggal karena mengorbankan dirinya agar anak anak mereka tidak terluka.

Kata Noah, Noah kemarin dijemput secara tiba tiba oleh mamanya ketika sedang makan siang. Yeji dengan tergesa gesa meminta anaknya untuk masuk ke dalam mobil, mengabaikan protesan dari Noah yang mengatakan bahwa mobilnya tertinggal di rumah sakit.

Noah tentu saja merasa aneh saat tiba tiba mamanya melajukan mobilnya dengan kencang menuju jalanan yang entah Noah tidak tahu kemana. Dia juga bertanya kenapa hanya dia yang dibawa oleh yeji, dimana papa dan abangnya?

yeji hanya melirik sekilas dan mengatakan. "mereka akan menyusul. Sekarang kita pergi lebih dahulu" Ujarnya singkat. Noah bahkan tidak tahu apa yang mamanya maksud.

ia masih memakai snelli miliknya, ikut mamanya mengendarai mobil entah kemana. Bahkan mamanya tidak peduli kalau dia terkena penalti dari rumah sakit karena membolos setengah hari.

yeji melirik Noah sekilas sebelum fokus pada kemudinya. Ia kemudian menoleh ke arah Noah dengan serius. "no, ambil ponsel kamu. Telepon polisi dan ambulans sekarang" ujar yeji saat mobilnya mengebut tak tentu arah. Ia panik tentu saja namun harus mencoba menguasai diri.

"ma? Kenapa polisi? Ada apa? Ma?" Noah bertanya khawatir. Yeji menoleh. "cepat, Noah. Mama tidak bisa menahan ini lebih lama" Noah menurut. Ia kemudian menoleh ke arah mamanya dan ia baru sadar kalau rem mobil yang mamanya kendarai sudah blong.

"ma, apa yang harus kita lakukan?" Noah bertanya sambil berpegangan.

"mama akan cari tempat yang aman untuk kita. Mama akan pastikan kamu selamat dan tidak ada korban lain. Sebentar lagi polisi datang"

namun naas, mobil milik yeji semakin hilang kendali. Yeji menoleh kepada Noah. "mama sayang Noah sama Jemi. Mama sayang kalian. Terimakasih telah tumbuh menjadi kesayangan kami yang kuat, mama sama papa sayang kalian berdua"

Kejadian itu cukup cepat, yeji langsung membelokkan mobilnya sehingga mobilnya menabrak pembatas jalan di sebelah kanan yang otomatis langsung mengenai dirinya. Noah terbanting dan memantul karena airbag di mobil papanya berfungsi dengan baik. Namun tidak dengan mamanya, setelah mamanya membentur pembatas jalan, tubuh mamanya langsung terpelanting menembus kaca depan dan terbanting di aspal.

Samar samar ia merintih memanggil mamanya, ia mencoba membuka pintu mobil miliknya bersamaan dengan mobil polisi yang datang bersama ambulans. Noah tersungkur di aspal karena tubuhnya tidak seimbang, kepalanya terbentur kaca mobil. Namun penglihatannya masih waras saat ia melihat tubuh mamanya ditutup sebuah kardus, dan dia tahu, mamanya meninggal karena menyelamatkan dirinya.
Mamanya sengaja menabrakkan diri ke pembatas jalan sebelah kanan agar Noah tidak terluka dan tidak ada korban lain.

"gue tunggu di bawah" ujar Noah sebelum keluar dari kamar orang tuanya. Jemi hanya menganggukkan kepalanya sekilas. Ia berdiri di depan cermin besar milik mamanya. Melihat wajahnya yang sangat amat kusam. Matanya masih bengkak dengan kantung mata yang menghitam dibagian bawah matanya. Semalaman sudah ia menangisi kepergian kedua orang tuanya yang begitu mengejutkan dirinya.

FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang