"apa yang lo bisa kasih ke adek gue? Punya apa lo ngelamar adek gue begitu?" Jemi langsung menyerang Jonah begitu Jonah baru saja sampai di bar dimana mereka tengah berkumpul. Sekarang hanya ada Jemi, Noah, Jonah, dan Ryan. Kenan tidak bisa berkumpul karena kesibukannya.
Jonah yang baru saja duduk langsung terkejut begitu calon kakak iparnya langsung menyerang dirinya dengan pertanyaan. "bentar elah, sabar. Gue mau minum dulu. Haus nih haus" ujar Jonah kelewat santai.
Jonah kemudian memesan sebuah minuman dengan kadar alkohol yang cukup rendah karena malam ini dia membawa motor sendirian. Akan sangat berbahaya jika dia meminum minuman dengan alkohol yang cukup tinggi.
"nah, silakan tanya tanya, bapak bapak yang terhormat" ujarnya setelah meminum cocktail yang tadi ia pesan.
"oke, lo beneran mau ngelamar adek gue? Punya apa lo?" tanya Jemi.
"dia punya tesla sendiri, jem" sahut Noah. Jemi melotot ke arah kembarannya. "Lo, diem dulu" Noah mengkerut takut. Ryan menahan tawa. Jonah terbahak.
"betul. Gue punya mobil sendiri, rumah sendiri, penghasilan gue lumayan cukup banyak buat cover kebutuhan hidup gue sama ana. Apalagi ya? Gue ngga pernah main cewe kaya Jemi" Jemi tersenyum masam mendengar namanya di sebut oleh calon adik iparnya.
"bangsat" umpatnya.
"Jem, pacar berapa jem?" Ledek ryan. Jemi mendengus.
"Lima" belas. Sambungnya dalam hati.
"Loh kok malah bahas gue, udah gue mau interview Jonah dulu" ujar Jemi mengibaskan tangannya.
"Gini, Noah. Gini. Kita tuh jadi Abang harus tau bibit bebet bobot calon adik ipar kita. Berapa gajinya. Layak atau engga. Prospek masa depan nya jelas atau engga. Dari keluarga baik baik apa engga" ujar Jemi menjelaskan secara menggebu kepada adiknya yang nampak melongo sambil memakan camilan yang memang tadi dia beli.
"Tapi kan Jonah anaknya Daddy jaemin" noah menjawab polos. Ryan dan Jonah tertawa terbahak bahak melihat ujaran polos dari Noah. Jemi menutup bibirnya. Ya benar sih. Jonah anaknya Daddy jaemin. TAPI INI MANA HARGA DIRINYA SEBAGAI CALON KAKAK IPAR?
"udah udah, Lo pesen minum lagi aja deh. Sana" Ryan yang tidak tahan dengan kelambatan pikiran Noah mengusir kembaran Jemi agar tidak membuat tawa nya muncul kembali. Noah hanya menganggukkan kepalanya polos.
"Jemi, bagi duit" ujarnya mengulurkan tangan kepada Jemi, meminta uang pada sang abang.
"Ngapain? Duit lo udah banyak. Ngga usah minta gue. Lagi berhemat gue" ujar Jemi enggan.
"Laporin mama nih gamau jajanin adeknya" adunya. Jemi mendengus. Dengan enggan mengeluarkan dompet hitam miliknya yang berisi beberapa uang ratusan ribu.
"Gini aja ngaku jadi adek. Nih selembar, kurang ngga?" Ujarnya sembari mengeluarkan selembar uang berwarna merah. "Kurang, bagi kartu nya aja" ujarnya sambil tersenyum lebar.
"bangsat, mau morotin gue ya lo?" Ujarnya kesal namun tak urung mengeluarkan satu kartu dari dompetnya.
"Kalian mau es campur ngga?" Tanya Noah. Ryan menganggukan. "Gue mau" ujar Jonah.
"jem, mau ngga sekalian?" Jemi mengangguk.
"Lo mau nyari dimana es campur begini, Noah. Ini bar. gue ingetin sekali lagi, INI BAR, NOAH" Noah mengangkat bahu.
"di depan ada yang jualan. Ya gapapa. Bar punya bang Kenzo inih. Ngga bakal dimarahin. Orang punya Abang. Nitip apalagi buruan, mumpung kartu pak bos gue pegang" ujar Noah. Jemi mengangkat kaki kirinya menendang bokong sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Familia
Fanfiction-Diamante universe- [Please read Diamante and Royals before you read this story] Ketika keluarga sudah kembali utuh, rasa bersalah sudah menghilang dari kalbu, apakah hidup mereka akan baik baik saja? "Kalian bertiga akan aman dengan papa. Papa ber...